Blak-Blakan! Selain Ismail Bolong, Dosen PTIK Sebut Kasus Richard Mille Bagian dari Trik Sambo Takut-takuti Elite Polri: Itu Bukan Alkitab, Tapi...
Kolase foto Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto; Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J, Ferdy Sambo; dan Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Andi Rian Djajadi.-Foto: Diolah dari Google-
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Alfons Loemau, mengatakan kasus Ismail Bolong bukan satu-satunya kartu yang dimiliki Ferdy Sambo untuk membongkar skandal internal para elite di kepolisian.
Menurut dia, kasus pemerasan yang melibatkan pejabat tinggi Polri dalam penanganan perkara Richard Mille merupakan satu di antara yang lainnya.
"Ismail salah satu, kemudian ada (kasus) arloji yang menyangkut beberapa petinggi di Bareskrim. Richard Mille, arloji mahal, puluhan miliar bahkan. Penyidiknya yang sudah jadi Kapolda sekarang di Kalimantan Selatan, itu sempat dilemparkan juga (isunya)," kata Alfons kepada wartawan, Kamis, 25 Januari 2023.
Isu tersebut dihembuskan karena ancaman hukuman mati yang membayang-bayangi Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua.
BACA JUGA:Bak Jatuh Tertimpa Tangga Pula, Bharada E Kini Terima Nasib sang Ayah Dipecat dari Pekerjaan
Alfons menuturkan, kasus pemerasan dalam perkara Richard Mille sempat ramai diperbincangkan di media massa. Tapi isu tersebut timbul secara sporadis. Menurut dia, hal ini sengaja dilempar oleh pihak Sambo untuk menakut-nakuti lawannya di Kepolisian.
"Sudah ramai dan sekarang diam. Dan itulah bola-bola panas yang sengaja dilempar kiri kanan," ujarnya.
Kasus Richard Mille pertama kali mencuat saat diagram pemerasan terhadap korban bernama Tony Sutrisno beredar di media sosial Oktober tahun lalu.
Di dalamnya ada sejumlah nama petinggi Polri, antara lain Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto dan Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian Djajadi yang sebelumnya menjabat Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.
BACA JUGA:Wuling Keluarkan Mobil Pick Up Terbaru, Bakal Saingi Grand Max Nih, Intip di Sini!
BACA JUGA:Cerita Jokowi Putuskan Lockdown Demi Atasi Covid-19: 'Saya Semedi Tiga Hari untuk Memutuskan'
Dalam diagram itu disebutkan bahwa Andi Rian Djajadi saat menjabat Dirtipidum menerima uang sebesar 19.000 dolar Singapura (SGD) dari Tony Sutrisno. Uang itu diduga merupakan hasil pemerasan yang dilakukan oleh Andi Rian melalui bawahannya, Kombes Pol Rizal Irawan.
Alfons meyakini kasus Richard Mille ini bagian dari permainan Sambo karena perkara tersebut ikut ditangani Irjen Andi Rian Djajadi.
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: berbagai sumber