Saat itu juga Nabi Muhammad meminta agar barang dagangan Abul Ash dikembalikan.
Ada orang Madinah yang meminta Abul Ash agar tinggal di Madinah lalu masuk Islam dengan harta yang dibawanya.
Namun, Abul Ash menolak. Dia beralasan harta tersebut bukan miliknya semua. Tetapi milik orang Mekkah.
Setelah semua barang dan keuntungannya diberikan kepada pemiliknya di Mekkah, Abul Ash mengatakan dirinya akan hijrah ke Madinah.
Dia mengaku akan menyusul Sayyidah Zainab dan masuk Islam. Akhirnya, Abul Ash pun memeluk Islam.
BACA JUGA:Selangkah Lagi, Bali United Rengkuh Juara, Selanjutnya Siapa Terdegradasi?
BACA JUGA:Rusia Dilarang, Negara-negara Ini Berminat Jadi Tuan Rumah Piala Eropa 2028
Setelah itu, Nabi Muhammad mengembalikan putrinya Sayyidah Zainab kembali menjadi istri Abul Ash.
Mereka dianugerahi dua buah hati. Yang pertama bernama Ali dan yang kedua bernama Umama.
+++++
"Kisah ini happy ending. Dua cinta kembali dipertemukan dan bersatu kembali. Namun pengalaman pahit ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Nabi Muhammad SAW soal pernikahan yang beda agama sekaligus beda latar belakang politik. Karena pola pernikahan di masa itu, istri memang harus mengikuti suaminya," tukas Guntur Romli.
Karena kejadian ini, lanjut Guntur Romli, pernikahan antara orang Islam, baik laki-laki dan perempuan dengan orang musyrik dilarang. Larangan itu termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 221.