Gak Perlu Masuk Sel? Mulai 2026, Penjahat 'Kelas Teri' Bakal Dihukum Sapu Jalanan! Kok Bisa?

Rabu 31-12-2025,07:00 WIB
Reporter : Reynaldi
Editor : T. Sucipto

POSTINGNEWS.ID --- Pernah kepikiran nggak sih, daripada penjara makin penuh sesak kayak konser sold out, mending pelakunya disuruh kerja bakti aja? Nah, ini bukan sekadar khayalan, bro! Pemerintah baru aja mastiin kalau mulai Januari 2026, hukuman kerja sosial bakal resmi diberlakukan sebagai alternatif penjara.

Jadi, buat mereka yang kena kasus ringan, nggak bakal langsung "masuk asrama" prodeo. Sebagai gantinya, mereka harus bayar kesalahan dengan cara berbakti ke masyarakat. Langkah ini disebut-sebut sebagai update paling besar di sistem hukum kita lewat KUHP baru. Penasaran gimana skemanya? Yuk, simak!

BACA JUGA:Sok-sokan 'Cashless' Tapi Melanggar Hukum? Viral Kasus Roti O Tolak Duit Tunai, Awas Bisa Dipenjara & Denda 200 Juta!

1. Kick-off Mulai 2 Januari 2026

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, udah kasih lampu hijau. Begitu KUHP baru berlaku efektif tanggal 2 Januari nanti, pidana kerja sosial ini langsung jalan. Jadi, tahun baru, aturan baru, harapan baru buat sistem hukum yang lebih "manusiawi".

BACA JUGA:Sudah Dipenjara 10 Bulan Ternyata Tak Bersalah, Wanita Ini Gigit Jari! Kejari Jeneponto Ogah Bayar Ganti Rugi Rp 2 Miliar, Kok Bisa?

2. Kalapas & Pemda Udah 'Salaman'

Biar nggak bingung mau disuruh kerja apa, para Kepala Lapas dan Rutan se-Indonesia udah tanda tangan kerja sama sama pemerintah daerah (Pemda). Mereka udah nyiapin list tempat dan jenis pekerjaan apa aja yang cocok buat para terpidana ini. Jadi, nggak bakal asal suruh kerja, semua ada rujukan lokasinya.

BACA JUGA:Demi 'Saweran' Receh, Streamer Resbob Rela Jual Harga Diri Hina Suku Sunda! Endingnya Mewek di Penjara, Worth It Nggak Sih?

3. Jenis Kerjanya Beda-Beda Tiap Daerah

Hukuman ini nggak bakal kaku. Setiap daerah punya kebebasan buat nentuin apa yang paling dibutuhin di wilayahnya. Bisa jadi di satu kota disuruh bersihin taman, di tempat lain disuruh bantu fasilitas umum. Intinya, pelakunya tetep bisa "menebus dosa" sambil ngasih manfaat nyata buat orang sekitar.

BACA JUGA:Heboh! Bukannya Sedih, Vadel Badjideh Pilih Tertawa dan Latihan Dance di Penjara Setelah Vonis Panjang Dijatuhkan!

4. Solusi Biar Penjara Gak 'Overload'

Jujur aja, masalah utama penjara kita itu adalah overcapacity. Dengan adanya pidana kerja sosial ini, beban Lapas bakal berkurang drastis. Plus, hukuman ini jauh lebih efektif buat membina mental pelaku tanpa harus bikin mereka kehilangan hubungan sosial sama keluarga atau lingkungan.

BACA JUGA:Video Penjarahan Alfamidi Viral, Polisi Kirim Pasukan Tambahan ke Sumut

5. Syarat & Ketentuan Berlaku

Nggak semua penjahat bisa dapet fasilitas ini ya! Kejaksaan Agung udah mulai fokus buat perkara yang ancaman pidananya di bawah lima tahun. Fokus utamanya adalah pemulihan sosial. Jadi, kalau cuma kasus-kasus ringan, daripada ngabisin duit negara buat ngasih makan di penjara, mending mereka disuruh kerja buat publik.

BACA JUGA:Video Penjarahan Alfamidi Viral, Polisi Kirim Pasukan Tambahan ke Sumut

FYI: Geser Paradigma dari 'Hukum' ke 'Pulihkan'

Langkah ini ngebuktiin kalau pemerintah pengen geser cara pandang kita. Menghukum orang nggak selamanya harus dikurung di balik jeruji besi. Tanggung jawab langsung ke masyarakat justru bisa bikin pelaku lebih sadar dan nggak ngulangin kesalahannya lagi. Gimana menurut lo? Lebih setuju mereka masuk sel atau disuruh kerja sosial?

 

Kategori :