JAKARTA, PostingNews.id — Setelah berhari-hari dirundung cemas dan hanya bertahan dengan kabar simpang siur, keluarga Rosmawati Zebua akhirnya bisa bernapas lega. Mereka menerima berita yang selama ini ditunggu, bahwa sang ibu, keponakan yang masih bayi, serta beberapa anggota keluarga lainnya ditemukan selamat setelah terjebak di tengah hutan Desa Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah. Mereka terisolasi sejak banjir bandang dan longsor menerjang wilayah itu pada Selasa 26 November 2025.
Yang menarik, kabar bahagia itu bukan datang dari tim penyelamat resmi. Justru adik Rosmawati sendiri yang nekat mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan keluarga mereka.
Sebelumnya, video keluarga Rosmawati yang berteriak minta tolong di tengah hutan sempat viral dan mengguncang warganet. Permintaan bantuan itu muncul di tengah bencana besar yang memutus jalur, mengisolasi desa, dan menyulitkan proses evakuasi.
Dalam video yang ramai beredar, terdengar suara warga memanggil bupati dan memohon bantuan.
BACA JUGA:Sejarah Panjang Sawit di Asia Tenggara: Untung Mengalir, Hutan Menghilang
“Pak bupati tolong kami dulu di sini. Kami sudah di tengah hutan ini. Kiri kanan sudah longsor… Ada sekitar 50 orang ini.”
Rosmawati menceritakan bagaimana keluarganya menghadapi malam-malam tanpa makanan. Mereka bertahan hidup hanya dengan air hujan selama 24 jam pertama. Setelah itu, mereka memungut nangka muda sekecil kelereng, memanggangnya, lalu menjadikannya satu-satunya sumber tenaga.
“Makan nangka muda katanya, sebiji kelereng mereka panggang, itulah yang mereka makan,” ungkap Rosmawati.
Aksi Sang Adik Mencari Sinyal dan Bantuan
Pada hari ketiga, Kamis 28 November 2025, adik Rosmawati yang berusia 25 tahun mengambil keputusan ekstrem. Ia berenang menyeberangi sungai yang masih berarus deras. Airnya belum surut, lumpur masih pekat, tetapi ia memaksa diri untuk bergerak. Tujuannya hanya satu, mencari makanan dan mencari sinyal.
“Memang belum surut, tapi dia nyobain saja, karena nggak ada sama sekali yang tahu keadaan mereka di sana kan. Apalagi ada ponakan saya yang masih bayi dan ibu saya,” kata Rosmawati.
BACA JUGA:Kisah Sedih Epy Kusnandar: Lawan Stroke, Hadapi Tumor, hingga Akhirnya Berpulang di Usia 61
Perjuangannya tidak sia-sia. Ia berhasil keluar dari wilayah hutan menuju Kecamatan Pandan. Dari sana, ia menghubungi Rosmawati pada Minggu 1 Desember 2025, mempertegas bahwa keluarganya masih hidup.
Setelah mendapatkan bantuan warga, sang adik menyiapkan tali dan menyambung bambu untuk proses evakuasi mandiri. Kondisi sang ibu dan bayi sudah kritis sehingga penyelamatan tidak bisa ditunda lebih lama. Bahkan setelah berhasil dievakuasi, ia harus berutang beras di warung terdekat karena seluruh keluarga kelaparan. Untungnya, bayi yang sempat kehilangan tenaga dan berhenti menangis akhirnya selamat setelah mendapat bantuan warga.
“Tapi alhamdulillah ketika dievakuasi warga langsung selamat,” ujar Rosmawati.