Selanjutnya, Agung juga menyebut seharusnya sebagai seorang ketum parpol itu dalam sambutannya berisi tentang situasi politik nasional saat ini.
Selain itu, apa yang harus dilakukan untuk menyikapi situasi politik nasional saat ini dan memberikan solusi dari mana bangsa ini memulai untuk menyikapi situasi politik nasional tersebut.
“Jauh dari ilmiah sambutan Giring, mungkin karena baru belajar berpolitik dan memimpin partai jadi masih belum bisa membedakan mana orasi dan mana sambutan,” sambung Agung.
+++++
Agung menambahkan, sebagai seorang ketum parpol seharusnya Giring juga menguasai data sehingga dalam sambutannya meski melakukan kritik tapi kritik yang ilmiah dengan adanya paparan data.
“Ini kan jadi seperti sekadar cari sensasi dengan melontarkan statement opini dan melempar persepsi," pungkasnya.
Sebelumnya, seperti diketahui, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha menyampaikan pidatonya yang agak kontroversial.
Sambutannya pada acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 partainya itu yang jelas menyindir Anies, dianggap tidak etis dan subyektif lantaran menyerang personal.
"Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada," kata Giring, dalam sambutannya yang digelar secara virtual, Rabu (22/12/2021).
BACA JUGA:Alhamdulillah! 11 Jenazah WNI Korban Kapal Karam di Johor Bahru Malaysia Sudah Kembali ke Indonesia
Giring menyebut Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin oleh seorang pembohong.
Dia memberikan kode orang yang dimaksud itu, yakni seseorang yang digantikan dalam kabinet Jokowi.