Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pengambil kebijakan ekonomi di negara-negara tersebut.
Diperlukan langkah-langkah yang tepat dan strategis agar ekonomi negara-negara maju kembali pulih dan stabil.
Meskipun demikian, Sri Mulyani menekankan bahwa negara-negara maju yang mengalami resesi memang sudah cukup lemah.
Berbagai faktor internal dan eksternal pun turut berkontribusi terhadap keadaan ekonomi yang buruk tersebut.
BACA JUGA:Sulit Nafas karena Hidung Tersumbat Akibat Flu? Coba Lakukan Tips Kesehatan Ini
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang terintegrasi dan kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kondisi ekonomi global sangatlah dinamis dan rentan terhadap perubahan yang tak terduga.
Oleh karena itu, peran dari para pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, lembaga keuangan.
Pelaku bisnis sangatlah dibutuhkan untuk memastikan stabilitas ekonomi global dapat tetap terjaga.
BACA JUGA:Prabowo dan Titiek Bercerai Bukan Karena Tak Lagi Saling Cinta, Tapi...
Perlu diingat bahwa ekonomi global adalah sebuah sistem yang saling terkait dan berinteraksi satu sama lain.
Kondisi resesi di satu negara dapat berdampak pada negara-negara lainnya secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil oleh setiap negara haruslah cermat dan berorientasi pada kepentingan bersama.
Sebagai negara berkembang, Indonesia pun tidak luput dari dampak yang ditimbulkan akibat situasi ekonomi global yang tidak menentu.
BACA JUGA:Cegah Stunting, Penuhi Nutrisi dan Gizi Sejak Masa Kehamilan
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak guna menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.