JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Institut untuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) mengevaluasi bahwa mayoritas warganet pada dasarnya mendukung kebijakan WFH (kerja dari rumah) untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.
Tapi ada juga yang masih agak ragu tentang apakah kebijakan ini benar-benar efektif dalam mengatasi masalah polusi udara di kota ini.
Maisie Sagita, Analis Data Continuum INDEF, bilang meskipun ada dukungan publik terhadap kebijakan WFH, tapi masih ada keraguan yang muncul.
BACA JUGA:10 Tips Menjaga Kesehatan Ditengah Maraknya Kasus Polusi Udara!
Salah satu alasannya adalah karena sebagian besar warganet berpendapat bahwa sumber utama polusi bukan asap kendaraan bermotor.
Akan tetapi justru disebabkan oleh keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Mereka percaya bahwa WFH tidak akan memperbaiki akar permasalahan yang ada di PLTU tersebut.
INDEF mendapatkan hasil ini melalui pemantauan dan analisis tren pembicaraan di Twitter selama periode 31 Juli hingga 20 Agustus 2023.
BACA JUGA:Demi Hilangkan Polusi Udara di Jakarta, BNBP Buat Rekayasa Hujan
Selama periode tersebut, tercatat ada 44.268 cuitan terkait polusi udara di Jakarta yang berasal dari 34.590 akun.
Hasil analisis lebih lanjut menemukan ada tiga solusi yang paling populer dalam mengatasi masalah polusi udara.
Pertama, penggunaan transportasi umum; kedua, penggunaan kendaraan listrik; dan ketiga, kebijakan WFH.
Meskipun penggunaan kendaraan listrik menduduki peringkat kedua dalam popularitas, tapi solusi ini masih diragukan efektivitasnya.
BACA JUGA:Ditengah Maraknya Polusi Udara, Dermatolog Himbau Tiga Perawatan Dasar pada Kulit
Hal ini terjadi karena penggunaan kendaraan listrik dianggap bisa meningkatkan kebutuhan listrik, yang pada akhirnya bisa berdampak pada peningkatan aktivitas PLTU batubara.