Ditengah Maraknya Polusi Udara, Dermatolog Himbau Tiga Perawatan Dasar pada Kulit

Ditengah Maraknya Polusi Udara, Dermatolog Himbau Tiga Perawatan Dasar pada Kulit

Tiga perawatan dasar pada kulit-cottonbro studio-pexels

Ditengah Maraknya Polusi Udara Dermatolog Himbau Supaya Tidak Melupakan Tiga Perawatan Dasar pada Kulit

 

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Polusi udara bisa memicu beberapa penyakit, seperti berbahaya bagi saluran pernapasan, jantung, serta kulit.

 

Polusi juga udara bisa mempengaruhi kesehatan kulit hal tersebut diungkapkan oleh Dermatolog atau Spesialis Kulit dan Kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Benny Nelson.

 

Menurut Benny dalam keterangan resmi di Jakarta, pada Selasa, 22 Agustus 2023 mengungkapkan bahwa polusi udara pengaruhnya terhadap kesehatan kulit sangat besar.

 

BACA JUGA:Wow! Lolos Uji Kemenkes Alat Ukur Kekuatan Otot Manusia yang Diciptakan UNDIP

 

Sebab kandungan polusi radikal bebas serta agresor lain yang dapat menembus hingga ke dalam lapisan kulit. Sehingga menyebabkan kerusakan jangka panjang serta perubahan sel kulit dari dalam.

 

Agresor atau partikel berbahaya yang berasal dari polusi bisa menembus pembatas kulit hingga menyebabkan penumpukan di pori-pori, sampai menimbulkan penyumbatan.

 

“Semakin kecil partikelnya akan semakin parah dampaknya sebab agresor tersebut bisa masuk ke dalam hingga lapisan paling luar kulit atau epidermis dan menimbulkan respons imun,” tutur Benny.

 

BACA JUGA:Bukti Kecoak adalah Hewan Terkuat! Wanita Temukan Kecoak di Jendela Pesawat

 

Benny menjelaskan, sebagian orang mungkin merasa kulitnya baik-baik saja walapun terkena polusi udara. Tetapi, bahan kimia dalam polusi udara tersebut lama-lama akan mulai menunjukan efek buruk pada kulit.

 

Adapun dampak buruk pada kulit seperti kulit kering dan gatal, dermatitis atau eksim, berjerawat, bahkan penyakit autoimun serta kanker kulit, sebab banyaknya radikal bebas yang ada pada smog atau polusi udara.

 

Kulit mempunyai bentuk pertahanan yang cukup kompleks. Pertahanan pertama disebut flora normal, yaitu terdiri dari bakteri, jamur, dan parasit alami di kulit. Meski mandi dengan beragam perawatan, dalam waktu tiga menit flora normal ini akan kembali.

 

BACA JUGA:Menarik! Kemendikbud dan Harvard University Hadirkan Pelatihan Digital Buat Guru, Cek Syaratnya Disini

 

Tak sedikit pasien yang mengungkapkan bahwa kulitnya baik-baik saja walapun terpapar polusi udara, sebab di awal masih dapat ditangani oleh flora normal. 

 

Akan tetapi, jika flora normal ini gagal memberikan perlindungan, maka pasien akan merasakan berbagai keluhan.

 

Adapun keluhannya seperti kulit kering. Ini merupakan efek domino pertama dari paparan polusi udara, yaitu transepidermal water loss (TEWL) atau meningkatnya jumlah air yang menguap dari kulit hingga kulit akan semakin kering.

 

Untuk itu, Benny memghimbau masyarakat supaya tidak melupakan tiga perawatan dasar pada kulit yaitu membersihkan, melembabkan, serta melindungi kulit dari pancaran sinar ultra violet.

 

BACA JUGA:Ridwan Kamil Sebut Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Bagian Utara Akan Maju

 

"Mandi dengan air suam-suam kuku sesuai dengan suhu tubuh, melembabkan dengan pelembab yang tidak mengandung pewangi, dan melindungi kulit dengan tabir surya minimal SPF 30 dan PA++," tutur dr. Benny Nelson.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: