Trump Beri Tenggat Ukraina Jawab Proposal Damai 28 Poin

Trump Beri Tenggat Ukraina Jawab Proposal Damai 28 Poin

Donald Trump-Oleh Gage Skidmore from Surprise, AZ, United States of America - Donald Trump, CC BY-SA 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=151886913-Wikipedia

POSTINGNEWS.ID – Amerika Serikat kembali menggeser dinamika diplomasi global setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan proposal perdamaian antara Ukraina dan Rusia.

Dalam penjelasannya, Trump memberi waktu Ukraina hingga 27 November untuk merespons secara resmi rencana damai tersebut.

Trump menyampaikan bahwa batas waktu itu dapat diperpanjang jika proses negosiasi berjalan lancar.

“Saya sudah punya banyak tenggat waktu, tetapi jika semuanya berjalan lancar, kita cenderung memperpanjang tenggat waktu. Namun, Kamis, menurut kami, adalah waktu yang tepat,” kata Trump, Sabtu (22/11/2025), seperti dikutip AFP.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam wawancara dengan Fox Radio sehari sebelumnya.

BACA JUGA:PSI Diminta Tinggalkan Citra ‘Jelita’ dan Berpihak pada Akar Rumput

Trump mendapat pertanyaan apakah benar Ukraina diberikan waktu hingga Kamis pekan depan untuk menyetujui rencana 28 poin guna menghentikan konflik yang sudah berlangsung hampir empat tahun.

Dalam proposal tersebut, Ukraina diminta menyerahkan sebagian wilayah timur kepada Rusia sebagai bagian dari kompromi.

Selain itu, Kyiv diwajibkan mengurangi jumlah personel militernya sesuai parameter yang ditentukan dalam rancangan perjanjian.

Ukraina juga harus berkomitmen tidak akan bergabung dengan NATO serta menerima tidak adanya pasukan penjaga perdamaian Barat yang selama ini mereka upayakan.

BACA JUGA:Ahmad Ali Tegur Kader PSI, Katanya Jangan Manja Lagi Setelah Jokowi Lengser

Sebagai gantinya, pesawat tempur Eropa akan ditempatkan di Polandia untuk memperkuat sistem perlindungan Ukraina.

Trump menyatakan bahwa jika penolakan berlanjut dan perang tetap berlangsung, Ukraina tetap akan kehilangan wilayah yang pada akhirnya harus diserahkan.

Ia menilai kondisi perang akan memperburuk posisi Ukraina di meja perundingan jika tidak segera mengambil keputusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share