Said Abdullah Persilakan Anak Muda Mengkritik PDIP, Katanya Forum Ini Tempatnya Buat Debat

Said Abdullah Persilakan Anak Muda Mengkritik PDIP, Katanya Forum Ini Tempatnya Buat Debat

Said Abdullah membuka ruang kritik bagi anak muda lewat forum RedTalks di Surabaya. PDIP Jatim menyebut forum ini wadah debat dan otokritik untuk generasi muda.-Foto: Dok. Humas PDIP-

JAKARTA, PostingNews.id — PDI Perjuangan Jawa Timur mencoba tampil lebih akrab dengan anak muda lewat acara RedTalks Suara Muda untuk Jatim di Surabaya. Di forum itu, partai membuka diri terhadap kritik, bahkan kritik pedas sekalipun, selama disampaikan oleh generasi muda yang disebut semakin punya posisi penting di politik.

“Perlu mendengar suara anak anak muda. Pandangan mereka tentang PDI Perjuangan, termasuk berbagai kebijakan publik yang berimplikasi pada kehidupan mereka sehari-hari,” kata Said Abdullah dalam forum yang disiarkan KompasTV Jatim, Sabtu, 22 November 2025.

Said menjelaskan bahwa RedTalks dibuat agar partai bisa menampung kritik dan otokritik secara langsung. “RedTalks menjadi forum kritik-otokritik. Termasuk kritik terhadap PDI-P di Jawa Timur,” lanjut Ketua Banggar DPR RI itu.

Acara ini menghadirkan berbagai komunitas dan tokoh muda dari seluruh Jawa Timur. Sujiwo Tejo, Presiden BEM Fisip Unair Irfan Yasin, petani milenial Ahmad Lafilian, dan pegiat media sosial Natasha Keniraras ikut mengisi diskusi. Sejumlah akademisi Surabaya seperti Airlangga Pribadi dan Yohan Wahyu juga ikut hadir.

BACA JUGA:Kementerian Agama Akhirnya Ikut Rayakan Natal Bareng, Menag Bilang Sudah Saatnya

Dari Unesa, Muhammad Afjar Firdaus dan Ghulam Ahmad A’li Zaini tampil memberi perspektif mahasiswa. Keduanya menilai forum ini membuat mereka lebih paham dinamika ekonomi dan politik yang saling terkait.

“Topiknya ada beberapa, mulai dari ekonomi, politik, hingga kebudayaan. Dari segi ekonomi, khususnya saya sendiri yang tidak punya background ekonomi atau kewirausahaan, itu banyak insight baru. Ekonomi itu ternyata bisa jadi ladang untuk Gen Z, termasuk dalam politik,” kata Afjar. 

Ia menegaskan bahwa pemahaman ekonomi dan politik penting bagi anak muda. “Gen Z sekarang jumlahnya sangat banyak. Ketika nanti peran politik atau pemilu, Gen Z-lah yang jadi ujung tombaknya. Jadi sebagai Gen Z, kita harus membuka mata agar tahu dan bisa mengikuti arus politik yang ada di Indonesia,” ujar Afjar lagi.

Dengan forum semacam ini, PDI-P tampak ingin menunjukkan bahwa mereka siap menerima kritik dari anak muda. Soal apakah kritik itu benar-benar ditindaklanjuti, ya itu urusan babak berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share