Sampah MBG Melimpah, Bos Danantara Siapkan Pabrik Listrik dari Sisa Nasi
Rosan Roeslani menyebut proyek waste to energy bisa memanfaatkan food waste dari program Makan Bergizi Gratis tanpa proses pemilahan sampah.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id — Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani membuka peluang kerja sama antara proyek waste to energy atau sampah jadi listrik dengan Badan Gizi Nasional. Ia melihat program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan BGN memunculkan tantangan baru berupa meningkatnya food waste di berbagai titik distribusi.
Rosan menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sedang menyiapkan teknologi pengolahan sampah yang jauh lebih praktis dibandingkan sebelumnya. Teknologi tersebut dapat mengolah berbagai jenis sampah secara langsung tanpa perlu dipilah terlebih dahulu.
“Gini, kita pokoknya dengan teknologi yang ada kan semua sampah yang ada itu bisa diolah, baik yang terdahulu maupun yang sekarang. Dan sampah itu sekarang tidak perlu dipisah-pisahkan,” kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis 6 November 2025.
Rosan menyebut teknologi yang digunakan berbeda dengan sistem lama yang mengharuskan pemilahan. Sistem baru ini mampu mengolah sampah makanan dan sampah lainnya secara menyeluruh, meski nantinya setiap jenis akan menghasilkan kadar output yang berbeda.
BACA JUGA:Dari Rp702 Juta Jadi Rp500 Juta, Reses DPR Turun setelah Ramai Dikritik
“Semua sampah itu bisa diolah dengan teknologi yang ada, baik yang baru maupun yang lama. Ya memang hanya membedakan mungkin kadar output-nya saja yang akan beda,” ucap Rosan.
Dengan pendekatan ini, pemerintah tidak lagi membuat perbedaan antara sampah lama dan sampah baru. Semua sampah akan tetap terserap ke dalam proyek pengolahan energi.
“Jadi yang dilakukan Waste to Energy-nya atau sampahnya itu yang lamanya pun kita ambil. Jadi harapannya nanti semua, semuanya itu akan bersih, gitu. Tanpa dipilah,” jelas Rosan.
Untuk tahap awal, proyek waste to energy siap dibangun di 10 titik, termasuk di Bantar Gebang, Bekasi. Kesepuluh titik ini merupakan bagian dari tahap awal pembangunan fasilitas serupa di 34 kabupaten dan kota yang menghasilkan sampah lebih dari seribu ton per hari.
BACA JUGA:Prabowo Akui Mengidolakan Eks Presiden Korsel, Ingin Bangun Pemerintahan yang Bersih
Daerah prioritas pembangunan fasilitas tersebut mencakup wilayah Yogyakarta, Sleman, Bantul, Denpasar, Badung, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Medan, Deli Serdang, serta Kota dan Kabupaten Semarang.
Proyek ini diharapkan bukan hanya menyelesaikan masalah penumpukan sampah, tetapi sekaligus menjadi penopang infrastruktur energi dan mendukung keberlanjutan program makan bergizi gratis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News