Guru Besar UIN Jakarta Kritik Liputan Trans7 Soal Pesantren: Jangan Lihat Pesantren dengan Kacamata Kuda

Guru Besar UIN Jakarta Kritik Liputan Trans7 Soal Pesantren: Jangan Lihat Pesantren dengan Kacamata Kuda

--

Menjelang Hari Santri Nasional 22 Oktober, Tholabi memandang polemik ini sebagai momentum penting memperkuat literasi publik tentang pesantren.

BACA JUGA:Gus Yahya Ribut Soal Amplop Kiai di Trans7, Gus Roy: Papua Kapan Diperhatiin?

“Pesantren hari ini bukan lembaga tertinggal. Banyak santri yang berkiprah sebagai akademisi, profesional, dan pemimpin publik. Ini bukti pesantren adaptif sekaligus berakar kuat pada nilai keislaman,” ujarnya.

Ia berharap Kementerian Agama, KPI, dan organisasi masyarakat bersinergi memperkuat narasi positif tentang pesantren.

“Kita perlu menciptakan ruang yang kondusif bagi pesantren agar terus berkembang sebagai lembaga pendidikan bermutu dan penghasil kader terbaik bangsa,” tutupnya.

BACA JUGA:Menteri Agama Murka, Pesantren Diserang Trans7 Gara-Gara Tayangan “Amplop Kiai”

Menanggapi kritik publik tersebut, Trans7 akhirnya menyampaikan permohonan maaf resmi melalui surat tertanggal 13 Oktober 2025 yang ditujukan kepada Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Trans7 menyatakan penyesalan atas ketidaknyamanan yang timbul dan berkomitmen untuk lebih berhati-hati serta menayangkan konten yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News