Bukan Asal Klaim! Prabowo Sebut Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Menurun

Bukan Asal Klaim! Prabowo Sebut Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Menurun

Bukan Asal Klaim! Prabowo Sebut Data BPS Buktikan Kemiskinan & PengangguranRI Menyusut!-@infojkt-Instagram

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Mei 2025 mendukung pernyataan Prabowo. 

Tercatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 sebesar 4,76%, menurun 0,06% dibanding Februari 2024 yang mencapai 4,82%.

Sementara itu, tingkat kemiskinan nasional per September 2024 tercatat sebesar 8,57% atau sekitar 24,08 juta jiwa, turun 0,46% dari data Mei 2024.

Meski begitu, angka kemiskinan versi BPS ini sempat menjadi sorotan karena berbeda jauh dengan laporan Bank Dunia. 

BACA JUGA:Kembali Merumput di Lapangan Hijau, Ternyata Pogba Pernah Diajak De Gea Gabung Fiorentina

Dalam laporan Macro Poverty Outlook, Bank Dunia menyebut sekitar 60,3% penduduk Indonesia atau setara 171,8 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Perbedaan angka yang cukup besar ini dijelaskan BPS disebabkan oleh metode penghitungan yang berbeda.

Bank Dunia menggunakan standar garis kemiskinan internasional sebesar US\$6,85 Purchasing Power Parity (PPP), yang merupakan median dari 37 negara berpendapatan menengah atas. 

Sementara BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar atau Cost of Basic Needs (CBN) yang lebih relevan dengan kondisi Indonesia.

BACA JUGA:Cara Mencegah Mata Minus di Era Serba Digital, Batasi Menatap Layar Gadget

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga mengungkapkan pembentukan lembaga pengelola dana investasi nasional yang diberi nama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. 

Lembaga ini disebutnya sebagai “energi masa depan bangsa Indonesia,” karena akan mengelola aset dan kekayaan strategis milik generasi penerus. 

Prabowo menilai isu ‘Indonesia gelap’ yang sempat ramai di publik sebagai narasi yang tidak berdasar dan justru dapat melemahkan semangat kebangsaan. 

Ia meminta masyarakat agar tetap optimistis dan melihat capaian-capaian pembangunan secara objektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News