AS Desak China Cegah Iran Tutup Selat Hormuz, Ancaman Krisis Energi Global Mengintai

AS Desak China Cegah Iran Tutup Selat Hormuz, Ancaman Krisis Energi Global Mengintai

Selat Hormuz-Google-

JAKARTA, PostingNews.id - Amerika Serikat mendesak China agar mengambil langkah konkret untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran minyak paling vital di dunia.

Sebab, penutupan selat ini dikhawatirkan memicu gejolak ekonomi, terutama dalam sektor migas yang berpotensi menjadi krisis energi global.

Dilansir dari BBC, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Beijing memiliki pengaruh signifikan terhadap Teheran dan seharusnya menggunakan kekuatannya untuk menjaga stabilitas kawasan. Rubio menyebut bahwa tindakan Iran menutup selat tersebut akan merugikan semua pihak, termasuk China sendiri.

“Saya mendorong pemerintah Cina di Beijing untuk menghubungi mereka [Iran] mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” ujar Rubio dalam wawancara di Fox News.

BACA JUGA:Efek Domino Perang di Tmur Tengah bagi Indonesia, Ekonom Sebut Masyarakat Kelas Menengah Jadi Korban

“Jika mereka menutup Selat itu akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi mereka. Dan kita masih memiliki pilihan untuk mengatasinya, tetapi negara-negara lain juga harus mempertimbangkannya. Itu akan merugikan ekonomi negara-negara lain jauh lebih parah daripada ekonomi kita.”

Pernyataan ini muncul setelah media pemerintah Iran, Press TV, melaporkan bahwa parlemen Iran telah menyetujui usulan untuk menutup Selat Hormuz, meski keputusan akhirnya tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi negara tersebut.

Kekhawatiran atas langkah Iran itu langsung memengaruhi pasar. Harga minyak global naik tajam, dengan Brent sempat menyentuh $81,40 per barel sebelum turun kembali ke sekitar $78.

China merupakan konsumen utama minyak Iran, dengan volume impor yang dilaporkan mencapai lebih dari 1,8 juta barel per hari. Selain China, beberapa negara besar Asia seperti India, Jepang, dan Korea Selatan juga sangat bergantung pada pasokan minyak yang melewati jalur tersebut.

Analis energi Vandana Hari menilai bahwa keputusan Iran untuk menutup Selat justru berpotensi menjadi bumerang.

BACA JUGA:Ekonom Sebut Aksi AS Serang Situs Nuklir Iran Berdampak Buruk Bagi Ekonomi dan Perdamaian Dunia

“Iran berisiko mengubah negara-negara tetangganya yang memproduksi minyak dan gas di Teluk menjadi musuh dan menyulut kemarahan pasar utamanya, China, dengan mengganggu lalu lintas di Selat tersebut,” kata Hari kepada BBC News.

Sementara itu, ketegangan antara AS dan Iran memuncak setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah menyerang fasilitas nuklir utama milik Iran.

Walau Iran menyebut dampaknya kecil, pengawas nuklir internasional belum bisa memastikan tingkat kerusakan akibat serangan itu.

Merespons eskalasi konflik, pemerintah China menyerukan gencatan senjata segera dan menyebut bahwa tindakan militer AS hanya memperburuk situasi di Timur Tengah.

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya
Berita Terpopuler