Soal Nasabah Kehilangan Dana Puluhan Juta, Tanggapan Bank BTPN: Padahal Kasus yang Sebetulnya Itu..

Soal Nasabah Kehilangan Dana Puluhan Juta, Tanggapan Bank BTPN: Padahal Kasus yang Sebetulnya Itu..

Bank BTPN angkat suara terkait masalah nasabah yang kehilangan sampai puluhan juta dari rekeningnya adalah bentuk social engineering atau soceng--

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Isu yang belakangan ini viral tentang peristiwa masalah keamanan yang menimpa PT Bank BTPN Tbk. (BTPN). 

Seperti cerita yang sempat heboh seorang nasabah yang kehilangan sampai puluhan juta dari rekeningnya.

Bank BTPN pun angkat suara terkait masalah tersebut. Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi menjelaskan kejadian yang menerpa nasabah tersebut adalah bentuk social engineering atau soceng.

BACA JUGA:Tiga Tersangka Ditetapkan KPK atas Kasus Korupsi Bantuan Sosial Beras Kemensos

"Beberapa saat yang lalu ramai dikabarkan uang nasabah Jenius tiba-tiba hilang, padahal kasus yang sebetulnya terjadi merupakan social engineering yang secara tidak sadar nasabah memberikan data pribadi dan data perbankan yang sifatnya rahasia kepada orang lain," tutur Irwan dalam Press Conference Ulang Tahun Jenius ke tujuh, dilansir pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Menurutnya BTPN sudah memprioritaskan keamanan serta kenyamanan nasabah dalam memberikan tanggapan kejadian ini.

Beberapa hal yang sudah dilaksanakan seperti memutus layanan multi device yang selama ini nasabah bisa log in di tiga perangkat sekaligus.

"Dulu nasabah bisa log in Jenius di iPhone, Android hingga iPad. Sebenarnya ini merupakan layanan yang baik ke nasabah yang akhirnya kita tutup menjadi single device," tutur Irwan.

BACA JUGA:10 Tips Menjaga Kesehatan Ditengah Maraknya Kasus Polusi Udara!

Penggunaan pada lebih dari satu device sangat berisiko karena dapat mengundang hacker untuk mengakses dengan mudah data-data nasabah.

Bukan hanya itu, nasabah Jenius juga menjadi korban pembobolan kartu kredit atau carding. Nasabah tersebut mengatakan bahwa mereka memperoleh tagihan transaksi kartu kredit hingga Rp 15 juta meskipun tidak melaksanakan transaksi sebelumnya. Anehnya, tempat transaksi diduga berlokasi di Amerika Serikat (AS).

Irwan mengungkapkan bahwa modus carding ini sebetulnya adalah isu lama yang sering terjadi pada pengguna kartu kredit.

Karena, banyak nasabah yang belum mempunyai kesadaran akan keamanan dalam bertransaksi.

BACA JUGA:Kasus Kerusakan Lingkungan di Tangerang, Banten! Empat Tersangka Pembakaran Limbah Elektronik Ilegal Ditangkap

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: