Sri Mulyani Ungkap Penurunan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sumber Daya Alam dalam RAPBN 2024

Sri Mulyani Ungkap Penurunan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sumber Daya Alam dalam RAPBN 2024

Bagaimanakah Nasib Tunjangan Guru Di Masa Depan? --

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mencatat bahwa Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari sektor Sumber Daya Alam (SDA) diperkirakan akan mengalami penurunan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024. 

Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa PNBP dalam RAPBN 2024 telah ditetapkan sebesar Rp473 triliun, mengalami penurunan dibandingkan dengan proyeksi APBN tahun 2023 yang mencapai Rp515,8 triliun.

Penurunan ini juga terlihat cukup drastis jika dibandingkan dengan angka PNBP tahun 2022 yang mencapai Rp595,8 triliun. 

BACA JUGA:Rayakan HUT RI ke-78 dengan Pakaian Adat Khas Soe, Sri Mulyani Tampil Anggun Bersama Suami

Sri Mulyani menjelaskan bahwa penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kondisi harga komoditas yang cenderung menurun. 

Faktor harga komoditas memainkan peran penting dalam penurunan PNBP dari sektor SDA ini.

Sri Mulyani menyoroti penurunan harga komoditas seperti batu bara, minyak sawit (CPO), minyak dan gas bumi. 

Harga batu bara telah mengalami penurunan sebesar 63,8% sepanjang tahun, sementara harga gas alam turun sekitar 32%, dan CPO turun sekitar 12,5%.

BACA JUGA:Masing-masing Dapat Sepeda! Sri Mulyani dan Kaesang Pangarep Raih Penghargaan Kostum Terbaik di Upacara HUT RI ke-78

Meskipun demikian, terdapat kenaikan harga minyak bumi jenis Brent sebesar 2,2%.

Dalam konteks ini, Sri Mulyani menekankan bahwa fluktuasi harga komoditas memiliki dampak yang signifikan, termasuk terhadap inflasi

Inflasi di Amerika Serikat dan Eropa mencapai tingkat tertinggi dalam 40 tahun terakhir, melebihi 8%. 

Dalam merespons hal ini, banyak negara telah menaikkan suku bunga yang sebelumnya berada di dekat level 0 sebelum dan selama pandemi.

BACA JUGA:Respons Sri Mulyani ke JK Soal Utang 1.000 Triliun: yang Penting Jatuh Tempo Bisa Dibayar

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: