Respons Sri Mulyani ke JK Soal Utang 1.000 Triliun: yang Penting Jatuh Tempo Bisa Dibayar
Jumat 26-05-2023,15:47 WIB
Dok. Kementerian Keuangan--
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Baru-baru ini, Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden, mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo telah membayar utang sebesar Rp 1.000 triliun setiap tahunnya.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pembayaran utang setiap tahun telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal itu merupakan bagian dari strategi pembiayaan tahunan.
Menurut Sri Mulyani, melalui analisis data dan pengelolaan utang setiap tahunnya, pemerintah telah menentukan jangka waktu utang dan pembayaran yang akan dilakukan, dan hal ini sudah tercantum dalam APBN sebagai bagian dari strategi pembiayaan rutin setiap tahun.
"Pembayaran utangnya itu sudah ada di dalam APBN dan itu masuk dalam strategi pembiayaan tiap tahun. Itu yang kita lakukan," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Selasa (23/5).
Sri Mulyani tidak secara langsung mengkonfirmasi atau membantah pernyataan Jusuf Kalla.
Ia hanya menegaskan bahwa beban utang negara masih dapat ditangani dengan baik.
"Yang paling penting prinsipnya, yang jatuh tempo bisa dibayar, yang kemudian beban utangnya tetap manageable. Itu yang masuk dalam sustainabilitas," tutupnya.
Perlu diketahui, Jusuf Kalla beberapa hari yang lalu sempat mengatakan bahwa pembayaran utang pada era pemerintahan Jokowi mencapai Rp 1.000 triliun per tahun.
Angka tersebut diklaim sebagai yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Milad ke-21 PKS di Istora Senayan dan merupakan tanggapan Jusuf Kalla terhadap keterangan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Pak AHY tadi mengatakan utang besar, betul. Setahun bayar utang lebih Rp 1.000 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," katanya dalam acara tersebut, dikutip dari YouTube PKSTV.
Saat ini, utang pemerintah Indonesia hingga 31 Maret 2023 mencapai Rp 7.879,07 triliun.
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp 17,39 triliun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai Rp 7.861,68 triliun.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-