Perang di Ukraina Masih Berlangsung, China Ngaku Kaget dan Prihatin

Perang di Ukraina Masih Berlangsung, China Ngaku Kaget dan Prihatin

Letnan Jenderal He Lei, ahli strategi PLA.--Xinhua

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - China merasa dikejutkan dengan perang di Ukraina dan mengaku khawatir dengan situasi tersebut.
 
Dalam dialog pertahanan Shangri-La di Singapura, Letnan Jenderal He Lei, ahli strategi dari angkatan bersenjata China atau People Liberation Army (PLA) menegaskan, China tidak menginginkan perang tersebut.
 
Seperti diketahui perang itu diawali dengan invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun sebelumnya.
 
Mengutip dari South China Morning Post, He Lei menyampaikan bahwa China prihatin dengan kondisi tersebut.
 
Hingga saat ini, mereka mengaku belum melihat tanda-tanda perdamaian.
 
 
"Kami sejauh ini belum melihat fajar perdamaian," katanya.
 
China percaya bahwa negosiasi merupakan satu-satunya solusi untuk mengakhiri konflik tersebut.
 
Letnan Jenderal He Lei juga mengajukan pertanyaan apakah Amerika Serikat (AS) mendukung perdamaian atau perang.
 
Ia juga menilai bahwa tindakan AS saat ini hanya akan memperpanjang konflik.
 
Dia ingin mengetahui apakah AS sungguh-sungguh ingin menciptakan perdamaian atau hanya ingin menjadi kekuatan yang berperan di balik layar.
 
 
"Saya ingin bertanya apakah AS benar-benar menginginkan perdamaian?" tanya dia.
 
Pendapat Letnan Jenderal He Lei sejalan dengan komentar yang disampaikan oleh Li Hui, utusan khusus China untuk urusan Eurasia.
 
Setelah melakukan tur selama 12 hari di Eropa bulan lalu, Li Hui merasa sulit untuk membawa semua pihak bersama-sama duduk di meja perundingan.
 
Dia menegaskan bahwa sikap China konsisten dan mereka menekankan bahwa keamanan dan kedaulatan teritorial semua pihak harus dihormati.
 
Tidak ada negara yang boleh melanggar keamanan negara lain demi keamanan nasionalnya sendiri.
 
 
Li Hui juga mengkritik NATO karena menggunakan perang sebagai alat untuk menekan dan mengisolasi Rusia.
 
"Sikap kami konsisten. Kami bersikeras bahwa keamanan dan kedaulatan teritorial semua pihak harus dihormati," tegasnya.
 
Zhou Chenming, seorang peneliti di think tank sains dan teknologi militer Yuan Wang di Beijing, menyatakan bahwa China terkejut melihat Ukraina melakukan perlawanan yang gigih, terutama setelah mereka kehilangan Krimea delapan tahun lalu.
 
Zhou memperkirakan bahwa perang akan berlanjut hingga kedua belah pihak merasa lelah.
 
“China tidak menyangka Ukraina bisa begitu berani untuk berperang melawan pasukan Rusia,” kata Zhou.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: