Eropa Resesi, RI Diminta Waspadai Potensi Gelombang PHK

Eropa Resesi, RI Diminta Waspadai Potensi Gelombang PHK

Ilustrasi resesi di Eropa.--Istimewa

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Eropa secara resmi memasuki resesi teknis pada kuartal pertama tahun 2023.
 
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi blok tersebut mengalami kontraksi sebesar -0,1 persen selama tiga bulan pertama tahun ini.
 
Jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2022, pertumbuhan ekonomi Eropa juga mengalami penurunan sebesar 0,1 persen.
 
Dengan demikian, ini mengindikasikan resesi teknis karena mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
 
Kepala ekonom Eropa di Capital Economics mengungkapkan bahwa resesi ekonomi Eropa ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun 2023.
 
 
Ia menyatakan bahwa berita tentang kontraksi PDB pada kuartal pertama menunjukkan bahwa zona Euro telah masuk ke dalam resesi teknis.
 
Mereka memperkirakan bahwa ekonomi akan terus mengalami kontraksi selama sisa tahun ini.
 
"Kami menduga bahwa ekonomi akan berkontraksi lebih lanjut selama sisa tahun ini," ujarnya mengutip dari Reuters, Sabtu (10/6).
 
Keadaan ekonomi global yang tidak stabil, termasuk resesi yang terjadi di Eropa, dapat menimbulkan kekhawatiran akan gelombang PHK di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
 
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyadari perlunya mengantisipasi hal ini agar angka PHK tidak meningkat secara drastis.
 
 
Industri-industri yang bergantung pada pasar global, terutama yang berorientasi ekspor, perlu mengambil langkah pencegahan.
 
Agus Gumiwang menyatakan bahwa semua pihak harus waspada terhadap kondisi global, terutama situasi ekonomi global yang tidak menguntungkan.
 
"Kita sama-sama harus waspada terhadap apa yang terjadi secara global khususnya ekonomi global yang tidak dalam situasi yang baik," kata Agus, Jumat (9/6).
 
Indeks Purchasing Managers (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Mei menunjukkan penurunan menjadi 50,3, turun 2,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 52,7.
 
Agus Gumiwang mengaitkan penurunan ini dengan pelemahan ekonomi global.
 
 
Sebagai solusi, Indonesia akan mencari pasar di negara-negara potensial lain yang tidak terkena dampak resesi di Eropa.
 
Selain itu, penguatan pasar dalam negeri juga menjadi penting.
 
Pemerintah akan memprioritaskan langkah-langkah untuk mendukung industri dalam negeri dari dampak resesi ekonomi Eropa.
 
Upaya tersebut akan fokus pada industri yang memiliki efek penggandaan yang tinggi dan sektor yang menciptakan lapangan kerja.
 
Insentif akan diberikan kepada sektor-sektor tersebut untuk menghindari peningkatan angka PHK.
 
 
"Saya sepakat kondisi ekonomi global sedang tidak baik, dan kita harus hati-hati dan waspada, dan mengikuti perkembangan," pungkas Menperin.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: