POSTINGNEWS.ID — Kritik keras dialamatkan kepada Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Menhut Raja Juli Antoni terkait kerusakan ekosistem yang memicu banjir bandang di wilayah tersebut. Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi.
Muslim merespons temuan Walhi Sumut yang menilai bencana dipicu pembukaan lahan di sekitar ekosistem penyangga. Salah satunya diduga terkait aktivitas PT Toba Pulp Lestari.
“Mereka itu orang yang bertanggung jawab soal banjir di Sumut,” kata Muslim, Selasa (2/12/2025).
Ia menilai kedua pejabat abai terhadap kerusakan hutan dan gagal menjaga lingkungan.
BACA JUGA:Bahlil Setel Ulang Strategi Golkar, Targetnya Anak Muda untuk Kuasai 2029
Menurutnya, kerusakan ekosistem yang dibiarkan bertahun-tahun akhirnya menelan korban jiwa yang tidak berdosa. Ia mendesak adanya evaluasi besar terhadap tata kelola lingkungan.
BACA JUGA:KDM Mau Bikin Kereta Ngebut Padjajaran Saingan Whoosh, Warga Bandung Siap Nyampe Sebelum Kopi Habis
Kerusakan tersebut dianggap bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga akibat lemahnya pengawasan pemerintah pusat dan daerah terhadap aktivitas pembukaan lahan.
Walhi sebelumnya mengungkap dugaan pembukaan area hutan yang luas oleh sejumlah perusahaan industri yang beroperasi di Tapanuli. Hal itu dipandang memberi dampak langsung terhadap banjir bandang.
Muslim menilai Gubernur Bobby tak mengambil langkah cukup dalam mengawasi ekosistem penyangga. Ia menyebut kerusakan itu terjadi karena tidak adanya tindakan preventif.
Pernyataan tersebut memicu perdebatan publik terkait peran pemerintah daerah dalam perlindungan kawasan hutan di tengah intensitas cuaca ekstrem.
Sejumlah aktivis lingkungan menilai kritik ini sebagai momentum mengevaluasi komitmen pemerintah terhadap kelestarian kawasan alam strategis di Sumatra Utara.
Kritik Muslim Arbi diharapkan dapat mendorong pembenahan serius agar kerusakan hutan tidak terus berlangsung dan menimbulkan bencana serupa di masa mendatang.*