Bahlil Setel Ulang Strategi Golkar, Targetnya Anak Muda untuk Kuasai 2029
Bahlil memulai ulang strategi Golkar dengan fokus pemilih muda yang mencapai 73 persen di Pemilu 2029. Konsolidasi digital jadi kunci kemenangan.-Foto: Kabar Golkar-
JAKARTA, PostingNews.id — Era baru Partai Golkar di bawah komando Bahlil Lahadalia tampaknya tidak akan lagi berjalan dengan pola lama. Sang ketua umum baru langsung menggeser arah pertempuran politik menuju medan yang menurutnya paling menentukan di Pemilu 2029, yaitu dominasi pemilih muda yang jumlahnya mencapai 73 persen.
Gagasan itu disampaikan Bahlil saat melantik Pengurus DPD Golkar Provinsi Lampung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Minggu 30 November 2025. Dalam suasana pelantikan yang biasanya hanya diisi seremonial, Bahlil justru memakainya sebagai panggung deklarasi strategi baru. Baginya, acara tersebut bukan garis finis, melainkan garis start untuk memanaskan mesin partai.
Kata Bahlil, dunia politik lima tahun ke depan tidak bisa ditaklukkan dengan cara-cara lama seperti rapat berulang, pertemuan fisik, dan instruksi konvensional. Pertarungan kini pindah arena menuju layar ponsel, tempat generasi muda menghabiskan sebagian besar waktunya.
“Jumlah pemilih di tahun 2029 berusia 17 sampai 50 tahun mencapai 73 persen. Ini era digital. Konsolidasi harus habis-habisan, harus menyesuaikan dengan pola baru,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa 2 Desember 2025.
BACA JUGA:Parpol Berlomba Bantu Korban Banjir Sumatera, Warga Terbantu tapi Aroma Cari Panggungnya Tercium
Pernyataan itu seolah menjadi alarm bagi seluruh kader Golkar agar berhenti mengandalkan cara kerja era analog. Bahlil meminta partainya bertransformasi, dari partai yang nyaman dengan pola lama menjadi organisasi yang agresif memanfaatkan ruang digital, kreatif dalam kampanye, dan lincah menangkap keresahan generasi milenial serta Gen Z.
Ia menegaskan bahwa pelantikan itu hanyalah awal untuk menyamakan ritme kerja seluruh struktur di daerah.
“Pelantikan bukan akhir dari sebuah proses konsolidasi, tapi awal dari proses menuju tujuan di yang besar yakni Pemilu di tahun 2029,” tegas Bahlil.
Dalam pidatonya, Bahlil juga mencoba mengingatkan kembali akar kelahiran Golkar. Ia menepis anggapan bahwa partai ini adalah milik elite tertentu. Menurutnya, Golkar lahir dari rahim rakyat melalui persatuan 97 organisasi kemasyarakatan, dari petani, nelayan, mahasiswa, sampai TNI-Polri, yang dulu bersatu untuk mempertahankan ideologi negara.
BACA JUGA:Gus Yahya Didepak Gegara Dana Rp100 M dari Maming, PBNU Bilang Tuduhan Itu Kebablasan
“Golkar lahir untuk mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi lain. Golkar milik rakyat Indonesia, bukan milik satu keluarga atau satu kelompok,” ucapnya.
Narasi sejarah itu ia angkat sebagai modal moral, sekaligus cara untuk menyuntikkan identitas Golkar sebagai partai yang inklusif dan terbuka bagi generasi baru. Selain itu, Bahlil menekankan bahwa pengalaman panjang Golkar di pemerintahan adalah pembeda paling jelas dibanding partai lain.
“32 tahun negara ini dipimpin Golkar, dengan segala plus minusnya. Itu bukti pengalaman panjang kita dalam membangun bangsa,” kata Bahlil.
Dengan segala pesan yang ia sampaikan, terlihat jelas bahwa Bahlil tidak hanya berbicara soal konsolidasi, tetapi juga sedang membentuk citra baru Golkar untuk memasuki gelanggang Pemilu 2029. Ia ingin menjadikan partainya bukan sekadar pemain lama yang ikut bertarung, tetapi pemain tua yang bisa tampil dengan gaya baru tanpa kehilangan akar sejarahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News