Pelindo Solusi Logistik Tanam 16.000 Mangrove di Indramayu, Wujud Nyata Komitmen Menuju Net Zero Emission 2060

Senin 13-10-2025,14:15 WIB
Reporter : Vritimes Indonesia
Editor : T. Sucipto

POSTINGNEWS.ID --- Sebagai bagian dari komitmen mendukung upaya global menghadapi perubahan iklim, PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) terus memperkuat peran aktifnya dalam pelestarian lingkungan.

Di tahun 2025, subholding BUMN Pelindo di bidang logistik ini kembali menanam “harapan hijau” melalui rehabilitasi mangrove seluas 10 hektare di pesisir Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Sebanyak 16.000 bibit mangrove jenis Rhizophora sp. ditanam dengan pola sylvofishery, sebuah metode yang menggabungkan penanaman mangrove dan budidaya perikanan berkelanjutan. Langkah ini menjadi kelanjutan dari inisiatif serupa yang telah dilaksanakan SPSL di tahun sebelumnya di lokasi yang sama.

BACA JUGA:Resmi, Kementerian BUMN Bertransformasi Jadi Badan Pengaturan: Apa Dampaknya ke Publik dan Dunia Usaha?

Menanam Pohon, Menanam Masa Depan

Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Dewi Fitriyani, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, sekaligus bentuk nyata dari visi “Pelabuhan Hijau, Masyarakat Sejahtera.”

“Rehabilitasi mangrove bukan sekadar menanam pohon, tetapi menanam masa depan — bagi ekosistem dan warga pesisir. Kami melibatkan kelompok tani serta masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menanam, tetapi juga merawat hingga tumbuh optimal,” ujar Dewi.

Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting agar program ini tidak berhenti pada seremoni, melainkan memberi dampak sosial dan ekonomi nyata.

BACA JUGA:Panja DPR Sepakati Kementerian BUMN Dihapus, Diganti Lembaga Baru Langsung di Bawah Presiden

Karbon Biru, Solusi Alami untuk Iklim

Ekosistem mangrove memiliki peran besar dalam mendukung konsep blue carbon (karbon biru) — penyimpanan karbon di kawasan pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan rawa asin. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2024 yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memiliki 3,44 juta hektare ekosistem mangrove, menjadikannya salah satu negara dengan cadangan karbon biru terbesar di dunia.

Penelitian menunjukkan bahwa mangrove mampu menyerap karbon lima kali lebih banyak dibandingkan ekosistem hutan darat. Karena itu, langkah SPSL dinilai strategis dalam mendukung target Net Zero Emission nasional tahun 2060.

BACA JUGA:Kementerian BUMN Siap Turun Pangkat Jadi Badan, Danantara Naik Tahta

Dampak Ganda: Lingkungan dan Ekonomi

Selain manfaat ekologis, rehabilitasi mangrove di Indramayu juga membuka peluang ekonomi baru. Warga sekitar kini mulai mengembangkan ekowisata pesisir, produk olahan hasil mangrove, serta diversifikasi usaha kelompok tani.

“Program ini memberi efek berlapis — menjaga alam sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Ketika masyarakat merasa memiliki, maka keberlanjutan program akan terjaga,” kata Dewi.

BACA JUGA:Kursi Menteri BUMN Lowong, Prabowo Masih Cari Bos Baru Pengganti Erick

Langkah ini juga sejalan dengan tiga Sustainable Development Goals (SDGs) utama:

Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim

Kategori :