Mengenal Crab Mentality: Orang Sekitar Gak Mau Kamu Maju

Sabtu 28-06-2025,16:47 WIB
Reporter : Celina
Editor : Bonny Beribe

POSTINGNEWS.ID - Saat membuka media sosial dan membaca kolom komentarnya, tak jarang kita menemukan kritik yang menjatuhkan, komentar sinis, bahkan sindiran terhadap orang yang sedang meraih pencapaian.

Istilah untuk fenomena ini dikenal sebagai crab mentality atau mentalitas kepiting dan belakangan semakin ramai diperbincangkan, terutama di tengah budaya digital yang serba pamer dan kompetitif.

Padahal, konsep ini bukanlah hal baru. Dilansir dari Psychology Today, crab mentality menggambarkan sikap dalam suatu kelompok sosial ketika seseorang yang berusaha naik justru ditarik ke bawah oleh anggota kelompok lainnya.

BACA JUGA:Cek Harga Tiket Piala Presiden 2025, Dijual Mulai Besok!

Istilah ini berasal dari perilaku nyata kepiting dalam ember saat satu kepiting mencoba keluar, yang lain akan menariknya kembali, hingga tak satu pun berhasil lolos.

Dalam analogi tersebut, kepiting-kepiting diibaratkan sebagai individu dalam kelompok. Saat satu orang berupaya mencapai kesuksesan, orang lain justru menunjukkan sikap iri, meremehkan, atau bahkan berusaha menggagalkannya.

Fenomena ini sayangnya juga sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja, pertemanan, hingga media sosial.

Komentar seperti, “Ah, biasa aja,” atau, “Modal koneksi doang itu,” adalah bentuk nyata dari crab mentality yang menyamar dalam kata-kata sinis.

Crab Mentality dan Mekanisme Otak Manusia

Menariknya, Psychology Today menjelaskan bahwa perilaku ini juga berkaitan dengan respons alami otak manusia. Zat kimia seperti oksitosin membuat kita merasa nyaman saat diterima dalam kelompok, sedangkan kortisol meningkat saat kita merasa tertinggal, tersaingi, atau terancam ditinggalkan.

Inilah mengapa keberhasilan orang lain bisa memicu rasa tidak nyaman atau cemas secara psikologis.

Alih-alih mendukung, kita justru terdorong untuk mempertanyakan, membandingkan, atau bahkan menjatuhkan semuanya demi mempertahankan posisi atau rasa aman semu.

Saat Orang Terdekat yang Menarikmu Mundur

Lebih ironis lagi, sering kali “kepiting” itu datang dari lingkungan terdekat keluarga, teman, atau rekan kerja.

Bukan karena mereka jahat, melainkan karena adanya ketakutan kehilangan koneksi, atau kecemasan bahwa kamu akan berubah dan meninggalkan mereka.

Reaksi seperti ini sebenarnya wajar, namun perlu disadari agar tidak berkembang menjadi sabotase emosional.

Cara Menghadapinya

Lantas, bagaimana cara menghadapinya? Dalam wawancara di Psychology Today, Obinna Ogadah, seorang pembaca asal Nigeria, menekankan pentingnya tetap konsisten pada tujuan.

Kategori :