Bukan Cuma Tahan Haus, Unta Punya Cara Licin Makan Kaktus Berduri Tanpa Tumbang
Unta tak hanya tahan haus. Hewan gurun ini punya cara khusus memakan kaktus berduri demi bertahan hidup di lingkungan ekstrem.-Foto: YouTube DicoverGateway-
JAKARTA, PostingNews.id — Sejak ribuan tahun lalu, manusia dan unta sudah berjalan berdampingan. Di jalur-jalur panas yang kering, ketika roda belum dikenal dan mesin belum ditemukan, unta menjadi sandaran hidup. Hewan ini dijinakkan lebih dari tiga ribu tahun silam dan sampai hari ini masih setia melintasi gurun, mengangkut barang, manusia, dan harapan di tengah lanskap yang keras.
Unta bukan sekadar hewan pengangkut. Dalam sehari, ia bisa memikul beban tambahan hingga 90 kilogram sambil berjalan sejauh 32 kilometer di pasir yang menyengat. Langkahnya bisa cepat seperti kuda, tetapi keunggulan sejatinya ada pada daya tahan. Unta sanggup bertahan lama tanpa makan dan minum. Dari wol, susu, daging, kulit, sampai kotorannya yang bisa dijadikan bahan bakar, hampir seluruh tubuhnya berguna bagi manusia.
Banyak orang mengira rahasia kekuatan unta ada pada punuknya yang disebut-sebut menyimpan air. Anggapan itu keliru. Punuk unta bukan gudang air, melainkan tumpukan lemak. Di wilayah yang miskin vegetasi dan air, cadangan lemak ini menjadi sumber energi cadangan ketika makanan sulit ditemukan. Lemak itulah yang memungkinkan unta terus bergerak meski alam seolah tak memberi apa-apa.
Adaptasi unta tidak berhenti di situ. Untuk hidup di daerah kering, tubuhnya dirancang agar kehilangan air seminimal mungkin. Urinnya sangat kental, hampir menyerupai sirup. Kotorannya begitu kering hingga bisa langsung dibakar.
BACA JUGA:Jangan Sepelekan, Kebiasaan Makan Terlalu Kenyang Ternyata Bisa Merusak Lambung
Unta bahkan mampu kehilangan air sampai 30 persen dari berat tubuhnya tanpa kolaps, angka yang bagi kebanyakan mamalia lain sudah mendekati batas kematian. Meski begitu, unta tetap butuh minum. Ketika menemukan air, ia akan menyerap cairan dalam jumlah besar dengan cepat, cukup untuk menghidrasi tubuhnya, bukan untuk disimpan.
Semua kemampuan itu membuat unta dijuluki kapal gurun. Ia berevolusi untuk bertahan di padang pasir dan stepa Asia yang kejam. Salah satu kemampuan yang paling membuat orang mengernyit adalah kebiasaannya memakan tanaman berduri, termasuk kaktus. Sekilas, kebiasaan itu tampak menyiksa. Duri tajam, keras, dan menusuk. Namun unta punya cara sendiri.
Kunci pertama ada di mulutnya. Bibir unta bukan sekadar pembuka jalan bagi makanan. Bibir itu lentur, kuat, dan bisa bergerak seperti jari. Ia dapat menggenggam, memilih, dan menarik tanaman berduri tanpa kehilangan kendali. Dari kaktus tajam sampai wortel keras, semuanya bisa dipegang dengan presisi.
Susunan gigi unta juga tidak biasa. Hewan ini tidak memiliki gigi seri atas di bagian depan. Untuk mengunyah, ia mengandalkan geraham di bagian belakang. Itulah sebabnya cara makan unta terlihat seperti memutar-mutar makanan di dalam mulut. Unik, tapi efektif. Yang lebih mengejutkan, meski pemakan tumbuhan, unta memiliki gigi taring. Taring ini berfungsi menghancurkan tanaman berkayu dan menjadi alat pertahanan, baik dari pemangsa maupun saat berhadapan dengan sesama unta, terutama di musim kawin.
BACA JUGA:Kelihatannya Bersih, Tapi Tumbler Bisa Jadi Sarang Kuman! Cek Penjelasannya di Sini
Bagian dalam mulut unta dilapisi papila yang kaku, tonjolan kecil berbentuk kerucut yang sebagian tersusun dari keratin, protein yang juga membentuk kuku manusia. Permukaan ini terasa kasar, tetapi justru melindungi jaringan mulut yang sensitif. Papila membantu mengarahkan makanan ke tenggorokan sekaligus mengurangi luka akibat duri. Di pipi, papila berfungsi seperti perisai. Saat mengunyah, duri kaktus disusun secara vertikal, bukan mendatar, sehingga risiko tertusuk berkurang. Otot rahang yang kuat ikut membantu memecah jaringan kaktus agar air dan nutrisinya bisa diambil.
Unta memakan kaktus bukan karena selera, melainkan kebutuhan. Hewan ini adalah herbivor oportunis. Artinya, ia memakan apa pun tumbuhan yang tersedia. Di gurun, pilihan sering kali terbatas. Ranting, daun, semak, dan rumput kering menjadi menu harian. Namun ketika air benar-benar langka, kaktus berubah menjadi penyelamat.
Salah satu yang paling sering dimakan adalah kaktus pir berduri. Tanaman ini mampu menyimpan hingga 95 persen air di bantalan tebalnya. Bagi unta, itu seperti kantong air hidup yang tumbuh di tengah gurun. Meski penuh duri, kaktus memberi cairan yang sangat dibutuhkan ketika sumber air lain lenyap.
Apakah unta tidak merasa sakit saat memakan kaktus. Jawabannya, tetap ada rasa perih. Duri bisa saja menusuk bibir atau jaringan lunak di sekitar mulut. Kasus seperti ini cukup sering terjadi, terutama saat unta memakan kaktus pir berduri yang justru menjadi favoritnya. Namun unta memiliki toleransi tinggi terhadap rasa sakit. Ketidaknyamanan kecil diterima sebagai harga yang harus dibayar demi bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News