JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Prabowo Subianto, bakal calon presiden RI, kini semakin sering dikaitkan dengan kasus penculikan aktivis pada era Reformasi tahun 1998.
Namun, Budiman Sudjatmiko, aktivis '98 yang kini mendukung Prabowo, mengklaim bahwa Prabowo adalah seorang menteri yang mendukung penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Dalam pernyataannya di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/9) ini, Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa Prabowo mendukung penyelesaian kasus HAM.
Prabowo, kata dia, menyetujui Perpres terkait masalah tersebut selama menjabat menteri di dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Saiful Mujani Ungkap Geng 212 Condong ke Prabowo, Gerindra: 'Kami Bersyukur Didukung Siapa Saja'
"Beliau sebagai menteri Pak Jokowi yang setuju dengan Perpres HAM," ungkap Budiman.
Budiman Sudjatmiko mengaku optimis bahwa Prabowo akan terus mendukung penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat melalui Perpres HAM non-yudisial.
Menurut Budiman, Presiden Jokowi memiliki gagasan untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dengan menggunakan peraturan tersebut, dan ia yakin Prabowo akan melanjutkan langkah tersebut sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Jokowi.
Dia berpendapat bahwa Prabowo akan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus-kasus ini dengan pendekatan non-yudisial melalui peraturan tersebut.
Budiman Sudjatmiko menyampaikan pendapat ini setelah sebuah diskusi yang berlangsung di Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Prabowo Budiman Bersatu, yang juga dikenal dengan sebutan Prabu.
Diskusi ini merupakan bagian dari aktivitas "Persatuan Nasional untuk Enam Agenda Indonesia Emas 2045".
Budiman Sudjatmiko mengklaim bahwa ia mendukung Prabowo dalam pemilihan presiden tahun 2024.
Namun, dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo belakangan ini kerap menimbulkan perdebatan di kalangan aktivis Reformasi.
Beberapa aktivis mengecam keputusannya, namun Budiman Sudjatmiko membantah klaim ini.
Dia menyatakan bahwa setelah deklarasi, banyak rekan mantan aktivis yang bergabung dalam mendukung Prabowo.
"Bahkan sebagian besar aktivis mendukung (Prabowo)."
Selama diskusi tersebut, Budiman Sudjatmiko juga membahas potensi calon wakil presiden (cawapres) yang layak mendampingi Prabowo dalam Pemilu 2024.
Dia menyebut bahwa Prabowo adalah sosok pemimpin strategis, sedangkan nama-nama seperti Ganjar Pranowo dianggap sebagai sosok pemimpin populis dan Anies Baswedan sebagai sosok intelektualis.
Budiman tidak secara langsung menyebutkan nama-nama tertentu sebagai calon wakil presiden yang cocok, tetapi ia menyatakan bahwa Prabowo sebaiknya didampingi oleh sosok yang memiliki karakteristik intelektual populis.
Hal ini karena Prabowo sendiri dianggap sebagai sosok yang strategis dan intelektual.
“Lebih baiknya menurut saya harus dekat dengan intelektualis," kata Budiman.
BACA JUGA: Warga NU Favoritkan Prabowo, Bagaimana dengan Muhammadiyah? Begini Menurut Survei Terbaru
Meskipun Budiman Sudjatmiko telah mendukung Prabowo dan berpartisipasi dalam deklarasi Prabu, dia mengklaim bahwa mereka belum membahas secara rinci mengenai calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo dalam pemilihan presiden.
Ia menyatakan bahwa selama pertemuan mereka, topik tersebut belum pernah dibahas dan fokus mereka lebih pada gagasan-gagasan yang lebih luas terkait masa depan Indonesia.
"Saya dengan Prabowo tidak pernah bicara orang, bahkan uang, jabatan juga," ungkap Budiman.
Budiman Sudjatmiko sendiri semula merupakan anggota PDIP, telah menyatakan dukungan terhadap Prabowo di Pemilu 2024.
BACA JUGA: Warga NU Favoritkan Prabowo, Bagaimana dengan Muhammadiyah? Begini Menurut Survei Terbaru
Namun, pada tanggal 24 Agustus, dia resmi dipecat dari PDIP.
Kategori :