JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih berusaha untuk mewujudkan duet antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena keduanya dianggap sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang ideal.
"Kalau soal hasilnya nanti itu soal takdir. Kan semua punya takdir, sejarah,” ujar Budi Arie dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Rabu (24/5).
Budi Arie mengungkapkan bahwa Jokowi sejak awal memang ingin menggabungkan Ganjar dan Prabowo untuk kontestasi pemilihan ke depan.
Namun, situasi politik saat ini membuat langkah tersebut terhambat.
Salah satu kendalanya adalah PDI-P sudah mengusung Ganjar sebagai capres, sedangkan Jokowi ingin membentuk koalisi besar yang melibatkan partai politik koalisi pemerintah saat ini.
“Cuma kalau lihat dinamika ini kan jadi agak complicated,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Jokowi belum sepenuhnya memberikan dukungan kepada Ganjar karena baru ada dua partai politik parlemen yang mengusung Ganjar sebagai capres, yaitu PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Mungkin (perbedaan) pandangan, kan koalisinya partainya dulu diberesin, baru kita bicara mau calon ini, calon ini, ngobrol dulu,” lanjut Budi Arie.
Dalam hal ini, diketahui bahwa Prabowo masih tetap ingin mencalonkan diri sebagai capres dalam Pilpres 2024.
Sementara itu, PDI-P juga enggan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai cawapres.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, dan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan bahwa Prabowo dijadwalkan akan bertemu dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Namun, keduanya sedang mencari jadwal yang tepat untuk mengadakan pertemuan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada tanggal pasti kapan keduanya akan bertemu secara langsung.
Sementara itu, menurut Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, kemungkinan terbentuknya duet antara Prabowo dan Ganjar sangat kecil.
Menurut Burhanuddin, jika melihat tren saat ini, kemungkinan terbentuknya duet antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sangat kecil.
Bahkan, saat ini yang terjadi bukanlah duet melainkan duel.
Dia menjelaskan bahwa ide untuk menggabungkan Ganjar dan Prabowo muncul pada bulan November 2022, ketika elektabilitas Anies Baswedan melampaui Prabowo dan mengancam elektabilitas Ganjar.
Pada saat itu, ada kekhawatiran bahwa jika ketiganya maju, Prabowo tidak akan lolos ke putaran kedua.
Namun, saat ini elektabilitas Prabowo tidak hanya melampaui Anies, tetapi juga melampaui Ganjar Pranowo.
"Bukan hanya menyalip Anies, dalam survei Kompas bahkan menyalip Ganjar Pranowo," ujar Burhanudin.
Kategori :