Usai menempuh pendidikannya, Bharada E kemudian menerima berbagai macam tugas penting. Tugas pertamanya setelah lulus sebagai Tamtama Polri adalah masuk ke Satgas Operasi Tinombala.
Bharada E kemudian bertugas di Manokwari, Papua Barat, dan ikut terlibat dalam operasi search and rescue jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182. Setelah itu, ia bergabung ke Resimen 1 Pelopor di Cikeas.
Selesai dengan berbagai tugas tersebut, Bharada E kemudian terpilih menjadi sopir Ferdy Sambo yang merupakan Kadiv Propam berpangkat Inspektur Jenderal.
BACA JUGA:Gelagat Mencurigakan Jaksa Disorot Saat Bacakan Tuntutan Bharada E: 'Gemetaran hingga Tahan Tangis'
"30 November 2021 saya dipanggil ke Mako Brimob dan terpilih jadi driver pak Ferdy Sambo,” tuturnya.
Bharada E mengaku menghormati Ferdy Sambo. Namun, ia merasa pangkat rendahnya justru diperalat sehingga ia dibohongi dan disia-siakan. Kejujurannya bahkan tidak dihargai, tapi malah dimusuhi.
"Di usia saya ini, tidak pernah terpikirkan ternyata oleh atasan, di mana saya bekerja memberikan pengabdian, kepada seorang jenderal berpangkat bintang dua yang sangat saya percaya dan hormati.”
"Di mana saya yang hanya seorang prajurit rendah berpangkat Bharada, yang harus mematuhi perkataan dan perintahnya, ternyata saya diperalat, saya dibohongi dan disia-siakan. Bahkan kejujuran yang saya sampaikan tidak dihargai, malahan saya dimusuhi,” tandasnya.