Jika Harga Minyak Dunia Turun, Pemerintah Janji Turunkan Harga BBM
Erick Thohir Calon Ketum PSSI -Istimewa-@erickthohir_id
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Indonesia berjanji akan menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) Pertamina dengan syarat jika harga minyak mentah dunia turun.
Hal ini disampaikanMenteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam sesi wawancara dengan para jurnalis usai meninjau persediaan BBM nasional melalui fasilitas Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Graha Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Erick menyampaikan, banyak yang bertanya bagaimana nantinya jika harga minyak dunia turun. Dikatakan Erick, pemerintah pasti akan menurunkan harga BBM jika harga minyak dunia turun.
Lebih lanjut, Erick mengatakan menaikkan harga BBM jenis pertalite, biosolar, dan pertamax merupakan langkah pemerintah untuk mengurangi pemborosan subsidi energi.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Brigadir J, Hotman Paris Sebut Impian Semua Lawyer Jadi Populer
Dengan demikian, kata Erick, alokasi subsidi energi dalam APBN dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional, seperti pembangunan jalan bebas hambatan, pembangunan bandara, pembangunan bendungan untuk irigasi pertanian, dan lainnya.
Erick menyebutkan, sepanjang tahun 2016 sampai 2022 pemerintah membangun 128 proyek strategis nasional dengan nilai investasi sebesar Rp 716,4 triliun.
Sementara itu, subsidi alokasi energi dalam APBN tahun ini nilainya mencapai Rp 502 triliun.
+++++
Dikatakannya lagi, harga minyak mentah dunia sekarang senilai 95 dolar AS per barel. Jika nanti turun ke angka 75 dolar AS per barel, maka pertamax akan menyesuaikan dengan harga pasar, yang artinya harga pertamax bisa turun.
Namun untuk solar dan pertalite, Erick mengatakan tidak bisa mengikuti harga pasar, melainkan tetap subsidi.
Berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang telah disepakati oleh Badan Anggaran DPR bersama pemerintah pada 9 September 2021 lalu, nilai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun ini adalah sebesar 63 dolar AS per barel.
Harga ICP yang terus melambung akibat kondisi geopolitik global membuat beban APBN meningkat karena Indonesia masih mengimpor minyak sekitar 700 ribu barel minyak per hari untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
BACA JUGA:Pasca Diperiksa KPK, Ini Kata Anies Baswedaan
Erick meminta agar masyarakat tidak lagi membanding-bandingkan harga BBM Indonesia dengan negara lain yang menjual BBM dengan harga murah, karena negara-negara itu mayoritas masih menghasilkan minyak. Sementara itu Indonesia, kata Erick, sudah menjadi negara impor BBM dari tahun 2003.
Ia juga mengatakan penggunaan mobil bertambah, yang berarti penggunaan BBM juga meningkat. Belum lagi industri petrochemical membutuhkan crude oil yang kita produksi untuk plastik, baju, dan lainnya.
Dengan hal seperti itu, Erick mengatakan suka tidak suka kita harus mulai mengefisienkan impor, harus juga mengurangi ketergantungan dengan BBM.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-