Sampah Menggunung Sampai Berbelatung, Tangsel Darurat Bau? Wali Kota Akhirnya Buka Suara
Sampah makanan yang membusuk di TPA memproduksi metana, gas rumah kaca berdaya rusak tinggi. Pengomposan jadi solusi yang masih minim diterapkan.-Foto: Antara-
POSTINGNEWS.ID --- Masalah sampah di Tangerang Selatan (Tangsel) kembali bikin warga geleng-geleng kepala. Bukan cuma numpuk, tumpukan sampah yang berhari-hari tak terangkut ini sudah memicu bau menyengat, bahkan sampai muncul belatung. Kondisi tersebut membuat aktivitas warga terganggu dan memantik kemarahan di media sosial.
Sorotan publik makin tajam setelah sejumlah titik strategis dipenuhi sampah. Situasi ini akhirnya membuat Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie angkat bicara dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan berterima kasih kepada warga dan media atas perhatian dan masukannya,” ujar Benyamin, Sabtu (27/12).
BACA JUGA:Sampah Makanan Diam-Diam Merusak Iklim, Kita Baru Sadar Saat Sudah Terlambat
Sampah Diangkut, Tapi Bertahap
Menurut Benyamin, pemerintah kota sebenarnya sudah mulai melakukan pengangkutan sampah. Namun prosesnya dilakukan secara bertahap, sehingga belum semua lokasi terdampak bisa langsung ditangani.
Pemkot Tangsel memilih untuk memprioritaskan titik-titik yang dianggap paling krusial, terutama lokasi yang berdampak langsung pada kenyamanan warga dan kelancaran lalu lintas. Strategi ini diambil agar aktivitas masyarakat tidak lumpuh total akibat penumpukan sampah.
“Prioritas di lokasi-lokasi yang paling mempengaruhi kenyamanan warga dan arus lalu lintas,” jelas Benyamin.
Sayangnya, pendekatan bertahap ini justru menuai kritik karena sampah sudah telanjur menumpuk dalam waktu lama di beberapa wilayah padat aktivitas.
Pasar Ciputat dan Cimangis Jadi Titik Neraka
Salah satu lokasi yang paling disorot adalah area sekitar Pasar Ciputat dan Pasar Cimangis. Kedua titik ini merupakan jalur utama penghubung antara Tangsel dan Jakarta Selatan, sehingga pergerakan kendaraan dan warga sangat padat.
Di lokasi tersebut, sampah dilaporkan menumpuk lebih dari dua pekan. Kondisinya bukan hanya menjijikkan, tapi juga berbahaya karena mulai memakan badan jalan dan mengganggu arus lalu lintas. Bau busuk yang menyengat membuat pengendara dan pejalan kaki tak nyaman melintas.
Warga sekitar merasa seolah dibiarkan hidup berdampingan dengan tumpukan sampah yang kian hari kian parah.
BACA JUGA:Sampah Plastik Indonesia Mengembara hingga Afrika, Laut Kini Menagih Pertanggungjawaban
Bau Menyengat, Belatung Muncul ke Permukaan
Keluhan warga pun makin keras. Wawan (51), salah satu warga sekitar, mengaku kondisi paling parah terjadi saat hujan turun. Air hujan mempercepat pembusukan dan membuat belatung keluar dari tumpukan sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News