Angka Inflasi Indonesia Diklaim Jinak tapi Dompet Rakyat Seret, Amin Ak Pasang Alarm Soal Daya Beli

Angka Inflasi Indonesia Diklaim Jinak tapi Dompet Rakyat Seret, Amin Ak Pasang Alarm Soal Daya Beli

Inflasi Indonesia diklaim rendah, namun DPR menilai daya beli rakyat melemah. Amin Ak mengingatkan risiko perlambatan ekonomi tersembunyi.-Foto: IG @aminakram_-

JAKARTA, PostingNews.id – Angka inflasi boleh saja tampak jinak di atas kertas, tapi Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak mengingatkan agar publik dan pemerintah tidak buru-buru bertepuk tangan. Di balik stabilitas harga, ia melihat ada cerita lain yang perlu dibaca dengan lebih waspada, terutama soal daya beli rakyat yang bisa saja sedang merosot pelan-pelan.

Amin menyebut inflasi rendah memang kerap diperlakukan sebagai kabar baik. Namun, ia mengingatkan bahwa angka itu tidak boleh berdiri sendiri tanpa melihat denyut ekonomi di lapangan. Baginya, ekonomi bukan cuma grafik dan persentase, melainkan juga soal seberapa ramai warung, seberapa laku dagangan UMKM, dan seberapa berani masyarakat membuka dompet.

“Inflasi yang rendah tentu patut dijaga. Tetapi kalau toko-toko sepi, UMKM lesu, dan masyarakat menahan belanja, maka inflasi rendah itu perlu kita baca sebagai alarm dini, bukan sekadar prestasi,” ujarnya pada Senin 15 Desember 2025 saat menyampaikan catatan akhir tahun di Jakarta.

Sebagai negara yang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto-nya ditopang konsumsi rumah tangga, Amin menilai kondisi daya beli punya peran krusial. Ketika konsumsi mulai melemah, fondasi ekonomi ikut goyah, meskipun indikator makro terlihat rapi. Stabilitas, menurutnya, tidak akan bertahan lama jika masyarakat mulai mengencangkan ikat pinggang.

BACA JUGA:Ketika Hutan Ditebang Tanpa Ampun, Bencana pun Datang Tak Kenal Ampun

“Ekonomi yang sehat itu bukan hanya angkanya bagus, tapi juga dirasakan di warung, pasar, dan rumah tangga. Inflasi rendah harus berjalan seiring dengan pendapatan yang kuat dan lapangan kerja yang aman,” kata anggota Komisi XI yang membidangi ekonomi dan keuangan itu.

Ia mengurai inflasi rendah bisa lahir dari dua kondisi yang sangat berbeda. Pertama, karena ekonomi berjalan efisien dan produktif. Kedua, karena permintaan masyarakat melemah. Yang patut dicermati, kata Amin, adalah jika kondisi yang kedua justru menjadi penyebab utama. Inflasi memang terkendali, tetapi roda ekonomi berputar melambat tanpa suara.

Dalam konteks itu, Amin mendorong agar arah kebijakan tidak sekadar menjaga angka, melainkan menyentuh ekonomi riil. Ia meminta Bank Indonesia dan pemerintah memperkuat sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal dengan orientasi yang lebih nyata ke sektor produktif. UMKM, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional, harus mendapat keberpihakan lebih kuat agar tetap bernapas di tengah tekanan.

Di sisi lain, kebijakan fiskal juga dituntut lebih terasa dampaknya bagi masyarakat. Amin menekankan pentingnya perlindungan terhadap pendapatan dan upah riil pekerja. Ketika rumah tangga merasa aman secara ekonomi, keberanian untuk berbelanja akan tumbuh dengan sendirinya. Dari situlah konsumsi bergerak dan ekonomi kembali hidup.

BACA JUGA:KemenHAM: Negara Baru Sentuh 600 Korban, Ribuan Kasus HAM Berat Masih Terjebak di Lorong Gelap

Menurutnya, semua kebijakan itu pada akhirnya bermuara pada satu tujuan yang sama, yakni penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan. Tanpa pekerjaan yang aman dan layak, pertumbuhan ekonomi hanya akan menjadi statistik tanpa makna sosial.

“Inflasi rendah akan benar-benar menjadi kabar baik jika masyarakat merasa aman untuk belanja, usaha berani ekspansi, dan pekerja yakin dengan pendapatannya,” ujarnya.

Amin menegaskan bahwa peringatan ini bukan dimaksudkan untuk mematahkan optimisme. Justru sebaliknya, ia ingin pemerintah dan publik tidak lengah terhadap gejala perlambatan yang tersembunyi di balik angka-angka yang tampak manis.

“Kita ingin pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkualitas, dan inklusif. Stabilitas harga adalah fondasi, tapi daya beli rakyat adalah mesinnya. Keduanya harus berjalan bersamaan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share