Bupati Ardito Diciduk KPK, Bahlil Bilang Belum Tahu Apa-apa
Bahlil merespons berita kader Golkar ditangkap kpk.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id — Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia ikut buka suara soal dicokoknya Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya lewat operasi tangkap tangan KPK. Usai acara bimtek partai, ia tampil di hadapan wartawan dengan nada yang cenderung adem. Bahlil mengaku belum menerima laporan resmi soal kejadian yang bikin ramai jagat perpolitikan itu.
“Yang pertama adalah saya belum dapat info,” katanya Kamis, 11 Desember 2025.
Ia menegaskan Golkar tidak akan neko-neko menghadapi perkara ini. Menurutnya, proses hukum sepenuhnya hak KPK, dan partai tidak berniat menghalangi apa pun. Prinsip praduga tak bersalah, ujar dia, tetap jadi pegangan meski suasana politik sedang panas. “Yang kedua kami hormati semua proses hukum,” ujarnya.
OTT terhadap Ardito dilakukan di Lampung Tengah sebelum akhirnya ia dibawa malam-malam ke Gedung Merah Putih KPK.
BACA JUGA:Belum Rampung Dibangun, IKN Sudah Kebanjiran Aktivitas Ilegal
Kedatangannya sekitar pukul 20.15 WIB langsung mencuri sorotan. Bukan hanya karena statusnya bupati aktif, tetapi juga karena penampilannya yang terbilang ‘nyentrik’ untuk ukuran orang yang baru dijemput penyidik. Ia muncul dengan jaket bomber loreng dan menarik koper gelap, mirip pegawai yang habis perjalanan dinas ketimbang pejabat yang tengah diperiksa.
Saat memasuki gedung KPK, wajah Ardito datar saja. Ia tidak banyak bicara, hanya sempat menimpali sapaan wartawan. “Alhamdulillah, sehat,” katanya. Setelah itu ia melenggang digiring penyidik tanpa menunjukkan perubahan raut.
Gestur kalem itu justru memantik tanya di publik soal apa yang sebenarnya ia hadapi di balik layar. Dalam pemeriksaan awal, Ardito membantah isu yang beredar bahwa ia sempat kabur saat OTT berlangsung.
Ia menegaskan tidak ke mana-mana sebelum dibawa penyidik. “Saya di rumah aja,” ujarnya.
BACA JUGA:Bantuan untuk Sumatera dari Luar Negeri Harus Mampir Bea Cukai Lagi, Diaspora Geleng Kepala
Pernyataan itu hadir setelah muncul kabar liar bahwa ia berupaya menghindar ketika operasi berlangsung.
Dari sisi partai, Golkar belum memberi kepastian apakah Ardito akan mendapatkan pendampingan hukum. Bahlil menegaskan sikap Golkar tetap sama, yakni menyerahkan urusan tersebut kepada aparat. Langkah ini dinilai sebagai upaya meredam risiko politisasi yang dapat menyeret citra partai.
Publik memandang OTT ini sebagai ujian kesekian bagi Golkar yang dalam beberapa tahun terakhir kerap tersandung perkara korupsi di daerah.
Konsistensi partai dalam menjaga integritas kader kembali jadi pembahasan, terlebih menjelang periode konsolidasi politik nasional yang semakin intens.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News