Nama Charles Melayang di Tengah Ribut PBNU, Ada Apa di Balik Pintu Syuriyah?

Nama Charles Melayang di Tengah Ribut PBNU, Ada Apa di Balik Pintu Syuriyah?

Pencopotan Charles Holland Taylor oleh Rais Aam memicu spekulasi. PBNU bergolak dan publik menanti keterangan Syuriyah serta perkembangan selanjutnya-Foto: Dok. LibForAll-

JAKARTA, PostingNews.id – Nama Charles Holland Taylor tiba-tiba jadi bintang tamu tak diundang dalam drama internal PBNU. Di tengah kisruh yang sudah panas seperti wajan penggorengan, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar memutuskan mencopot Charles dari jabatan penasihat khusus Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. Langkah ini langsung menyulut spekulasi karena posisi Charles bukan posisi receh, apalagi ia dikenal dekat dengan lingkaran intelektual NU kelas kakap.

Pencopotan Charles tercantum dalam salinan surat edaran tertanggal 22 November 2025, lengkap dengan tanda tangan Rais Aam. Keputusan ini disebut sebagai tindak lanjut rapat harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025. Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, membenarkan surat itu. Namun soal alasan kenapa Charles harus turun pangkat mendadak, Gus Ipul memilih irit bicara.

“Benar. Untuk pertimbangan silakan tanya langsung Rais Aam,” ujar Gus Ipul kepada wartawan pada 23 November 2025.

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla juga tidak mau terseret komentar lebih jauh. “No comment,” katanya pendek saat ditemui awak media di Gedung PBNU.

Charles sendiri bukan orang asing di dunia NU. Namanya sudah malang melintang di berbagai organisasi internasional yang ia bentuk bersama para pemimpin senior Nahdliyin. Di situs Bayt ar-Rahmah, ia disebut sebagai penasihat khusus ketua umum PBNU untuk hubungan internasional. Ia memegang banyak posisi eksekutif di organisasi yang ia dan para tokoh NU dirikan.

BACA JUGA:Gus Yahya Minta Restu Lirboyo, Ribut Internal PBNU Siap Dikuras di Meja Kiai Sepuh

Sejak 2003, Charles bersama Abdurrahman Wahid mendirikan LibForAll Foundation, organisasi nirlaba yang digagas pasca tragedi 9/11 untuk menangkal ekstremisme dan mempromosikan Islam yang damai. Pada 2014, ia mendirikan Bayt ar-Rahmah bersama Gus Mus dan Gus Yahya. Organisasi ini menjadi saudara kandung LibForAll dan berkiblat pada gagasan Islam humanis.

Lalu pada 2021, Charles kembali tampil dengan mendirikan Center for Shared Civilizational Values atau CSCV bersama tokoh NU lainnya. Tujuan besarnya tetap sama, mempromosikan wajah Islam yang lebih ramah bagi publik internasional.

Selain dekat dengan elite PBNU, Charles juga menjabat sebagai utusan khusus Gerakan Pemuda Ansor untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika, dan Eropa. Kiprahnya cukup panjang. Pada Maret 2017, Bayt ar-Rahmah dan GP Ansor bahkan meluncurkan gerakan global Islam Humanis yang bertujuan mereformasi pemahaman Islam agar kembali pada cinta kasih universal.

Tiga organisasi tersebut, LibForAll, Bayt ar-Rahmah, dan CSCV, didirikan di Winston-Salem, Carolina Utara, tempat leluhur Charles mendarat pada abad ke-18 untuk mencari kebebasan beragama. Charles sendiri berasal dari keluarga militer Amerika dan besar di berbagai negara seperti Jerman, Iran, dan Korea Selatan. Ia dikenal sebagai pakar Islamisasi Jawa abad ke-15 dan ke-16, dengan latar pendidikan yang berkeliling dari Iran hingga Indonesia.

BACA JUGA:Drama Ijazah Jokowi Tak Habis-habis, DPR Sampai Minta Penjelasan ANRI dan KPU

Pada 2009, Charles menulis buku "Ilusi Negara Islam" bersama Gus Dur. Ia juga ikut terlibat dalam penulisan sejumlah dokumen penting bersama Gus Yahya, seperti Deklarasi ISOMIL Nahdlatul Ulama 2016, Deklarasi Global Unity Forum Pertama 2016, Deklarasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Islam Humanis 2017, Manifesto Nusantara 2018, berbagai resolusi Centrist Democrat International, hingga Proklamasi Satu Abad Nahdlatul Ulama pada 2023.

Dengan rekam jejak sepanjang itu, pencopotan Charles jelas bukan kabar kecil. Namun, seperti drama PBNU lainnya, detail alasannya masih disimpan rapi bak rahasia dapur, menunggu siapa yang berani membuka tutup panci duluan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share