Kader Posyandu Kerja Rodi, Gibran Kode Keras ke Purbaya agar Mereka Dapat Tambahan Insentif
Gibran minta tambahan insentif untuk 1,5 juta kader posyandu, kode keras disampaikan di depan para menteri saat bahas penurunan stunting.-Foto: IG @indonesiapopularnews-
JAKARTA, PostingNews.id — Wakil Presiden Gibran Rakabuming terlihat sedang menjalankan misi diplomasi kecil yang cukup unik di hadapan para menteri. Momen itu terjadi saat Rakor Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Baru saja ia selesai ngobrol dengan para kader posyandu di Desa Bekutuk, Blora, dan begitu kembali ke ruangan para menteri, ia langsung menyambar isu yang menurutnya sudah lama harus dibahas, yaitu soal insentif untuk mereka yang menjadi tulang punggung kesehatan di desa.
Di hadapan Menko PMK Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Kependudukan serta Pembangunan Keluarga Wihaji, Gibran menyampaikan pesan para kader tersebut. Dengan gaya khasnya yang to the point, ia bilang, “Ada 1,5 juta kader posyandu. Saya kira ini perlu ada sedikit tambahan insentif. Karena apa pun itu kader posyandu itu adalah ujung tombak di lapangan,” di kantor Kementerian Kesehatan, Rabu, 12 November 2025.
Gibran bahkan sempat melontarkan isyarat bahwa ada kabar baik dari Menteri Keuangan. Tapi ia langsung menahan dirinya sendiri, seolah sadar bahwa bocoran soal anggaran tidak boleh diumbar sembarangan sebelum disegel para pejabat fiskal.
BACA JUGA:KPK Bongkar Dugaan Iuran Siluman di BPKH, Dari Penginapan sampai Logistik Haji Dibedah
“Tadi sebenarnya ada sedikit berita baik dari Pak Menteri Keuangan. Tapi ini sebentar ya, mau kita konfirmasi dulu ya Pak ya,” kata Gibran sambil meminta para kader bersabar.
Gibran lalu memberikan apresiasi yang cukup hangat kepada para kader posyandu, yang menurutnya punya kontribusi besar dalam menurunkan angka stunting pada 2024. Ia mengaku capaian itu tak akan terjadi jika para ibu-ibu posyandu tidak rajin turun ke lapangan.
“Kalau enggak ada ibu-ibu ini, mungkin angka-angkanya tidak sebaik ini,” kata Gibran.
Dalam paparan lanjutannya, Gibran menyebut angka prevalensi stunting turun menjadi 19,8 persen pada 2024, dari 21,5 persen pada tahun sebelumnya. Angka yang cukup menggembirakan, meskipun ia mengingatkan bahwa pekerjaan rumah belum selesai. Pemerintah menargetkan angka itu turun lagi menjadi 14,2 persen pada 2029, target yang tak akan tercapai tanpa kerja bersama dari pusat hingga desa.
BACA JUGA:BGN Bongkar Fakta Baru, Anak Sekolah di Lembang Keracunan Gegara Melon Overdosis Nitrit
“Ke depan tantangannya masih besar Bapak-Ibu semua,” ujar Gibran.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut menambahkan catatan yang tidak kalah dramatis. Ia menyebut prevalensi stunting balita akhirnya resmi turun ke angka di bawah 20 persen, sesuatu yang ia sebut sebagai pencapaian bersejarah.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa Indonesia, prevalensi stunting balita turun di bawah 20 persen mencapai angka 19,8 persen,” kata Budi.
Budi juga memaparkan deretan angka lain yang menunjukkan bagaimana sistem kesehatan Indonesia sedang naik kelas. Ia menyebut lebih dari delapan ribu puskesmas sudah menjalankan layanan primer terintegrasi, ratusan ribu kader kesehatan telah dilatih, dan kemampuan rumah sakit daerah dalam menangani penyakit berat juga meningkat. Bahkan, ia menyebut 29 provinsi kini sudah mampu melakukan operasi bedah jantung terbuka dan clipping aneurisma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News