Ngomong Fakta Sejarah Soal Kejahatan Soeharto, Ribka PDIP Malah Dilapor ke Polisi

Ngomong Fakta Sejarah Soal Kejahatan Soeharto, Ribka PDIP Malah Dilapor ke Polisi

Politikus PDIP Ribka Tjiptaning dilaporkan ke polisi usai menyinggung kejahatan Soeharto. Guntur Romli heran, karena yang disampaikan adalah fakta sejarah.-Foto: Gesuri-

BACA JUGA:Dikasih Gizi Malah Masuk IGD, Separuh Kasus Keracunan Nasional Datang dari MBG

Ia menegaskan bahwa laporan ini tidak mewakili keluarga Cendana, melainkan murni inisiatif kelompoknya yang ingin menjaga ruang publik dari informasi yang dianggap menyesatkan. “Bukan, kami dari Aliansi Rakyat Anti Hoax,” ujarnya.

Pernyataan Ribka yang jadi sumber laporan itu memang keras. Dalam wawancaranya di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ia menolak keras usulan gelar pahlawan untuk Soeharto. “Saya menolak keras. Iya kan? Apa sih hebatnya si Soeharto itu sebagai pahlawan,” kata Ribka. Ia kemudian melanjutkan dengan kalimat yang memicu kontroversi, “Hanya bisa membunuh jutaan rakyat Indonesia.”

Ribka juga menyinggung pelanggaran HAM berat yang belum tuntas hingga hari ini. Ia berpendapat, seharusnya sejarah kelam itu diluruskan dulu sebelum negara memberikan penghargaan kepada tokoh yang berada di pusat kekuasaan masa itu. “Udah lah pelanggar HAM. Belum ada pelurusan sejarah, udah lah enggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional,” katanya.

Bagi Guntur dan sebagian besar politisi PDI-P, ucapan Ribka tidak hanya punya dasar historis, tapi juga jadi pengingat agar bangsa ini tidak kehilangan ingatan. Namun bagi kelompok pelapor, pernyataan itu dianggap menodai figur Soeharto yang kini telah diangkat sebagai pahlawan nasional. 

Di tengah tarik-menarik tafsir sejarah dan perdebatan soal siapa sebenarnya yang layak disebut pahlawan, publik kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa masa lalu belum benar-benar selesai, dan luka sejarah 1965 masih terus menjadi medan pertempuran narasi hingga hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News