Massa Demo di Solo Tuntut Jokowi Diadili Dan Gibran Dimakzulkan

Massa Demo di Solo Tuntut Jokowi Diadili Dan Gibran Dimakzulkan

Gugatan perdata ijazah SMA Gibran mulai disidangkan di PN Jakpus. Warga penuntut minta Rp125 triliun dan status Wapres Gibran dinyatakan tidak sah.-Foto: Antara-

POSTINGNEWS.ID - Aksi demonstrasi terjadi di depan Gedung Umat Islam (GUI), Kecamatan Serengan, Kota Solo, Selasa (28/10/2025).

Massa menuntut agar Wali Kota Solo sekaligus Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dilengserkan dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diadili.

Aksi tersebut digelar buntut dari polemik ijazah yang menyeret keduanya.

BACA JUGA:Dua Juta Penerima Bansos Ternyata Bukan Orang Miskin

Demonstran menilai, baik Jokowi maupun Gibran memiliki cacat akademik dan pelanggaran konstitusional.

Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Rizal Fadilah, menilai pencalonan Gibran sebagai cawapres di Pilpres 2024 lalu cacat hukum.

“Gibran adalah figur cacat. Cacat konstitusi jelas. Di-markup usianya. Cacat administrasi jelas karena diloloskan oleh KPU sebelum ada pergantian PKPU,” tegasnya, dikutip dari TribunSolo.

BACA JUGA:Survei Cawapres 2029: Elektabilitas Purbaya Tinggi

Menurut Rizal, saat pencalonan, usia Gibran baru 36 tahun, di bawah batas minimum 40 tahun sesuai UU Pemilu.

Namun Gibran bisa maju setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan Putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang membuka peluang bagi kepala daerah terpilih untuk maju di bawah umur.

Putusan tersebut menuai pro dan kontra karena dinilai sebagai karpet merah bagi Gibran untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

BACA JUGA:Kisah WNI Korban TPPO: Dikira ke Singapura, Ternyata ke Kamboja

“Gibran adalah orang yang cacat akademik. Ijazahnya palsu. Sama saja, bapak dan anak,” seru Rizal.

Ia juga mendesak agar Jokowi turut diadili atas dugaan pelanggaran serupa.

“Ayo kita bergerak rakyat mendesak secara konstitusional Jokowi diadili Gibran diadili dan dimakzulkan juga,” ujarnya.

Aksi berlangsung damai meski diwarnai orasi keras. Aparat keamanan tampak berjaga ketat untuk mencegah potensi bentrokan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News