Menko PMK Dorong Aksi Cepat Hentikan Rabies di NTT: Jangan Tunggu Lagi, Bertindak Sekarang!

Menko PMK Dorong Aksi Cepat Hentikan Rabies di NTT: Jangan Tunggu Lagi, Bertindak Sekarang!

Menko Pratikno Tegaskan Ekonomi Hijau Adalah Masa Depan ASEAN --

"Dengan membuka dasbor SIZE, Bapak Ibu bisa langsung melihat kasus gigitan hewan hari ini, di kecamatan mana, real time. Inilah kekuatan SIZE. Jadi SIZE ini adalah kecepatan kita, kolaborasi kita," ungkapnya.

BACA JUGA:Akibat Penembakan KKB di Kali Semen, Satu Warga Papua Meninggal

Menko PMK juga mengajak seluruh kepala daerah dan masyarakat untuk memperkuat tindakan nyata.

Ia meminta agar SIZE segera diaktifkan di seluruh kabupaten/kota se-NTT, diikuti vaksinasi massal anjing secara serentak, dan edukasi luas kepada masyarakat tentang langkah pertama setelah gigitan hewan penular rabies.

"Banyak korban meninggal bukan karena tidak ada vaksin, tapi karena tidak tahu harus berbuat apa. Kalau digigit, luka harus dicuci, segera ke puskesmas. Mari gunakan semua saluran komunikasi, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru pendidik, serta media sosial, untuk menyampaikan pesan ini," imbaunya.

BACA JUGA:Syahganda Beberkan Kekhawatiran Publik Kala Gibran Gantikan Prabowo Jika Sesuatu Terjadi

Menko PMK menegaskan bahwa keberhasilan pengendalian rabies bergantung pada sinergi, kerja sama, dan gotong royong seluruh pihak.

"Saya yakin masyarakat NTT adalah masyarakat tangguh, dengan solidaritas dan semangat gotong royong yang kuat. Ini energi besar untuk menghentikan rabies dan membawa NTT lebih sehat, bahkan siap menghadapi ancaman pandemi di masa depan," ungkapnya.

Selain menyoroti rabies, Menko PMK juga mengingatkan bahwa Provinsi NTT merupakan salah satu provinsi prioritas nasional dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC). Ia menegaskan bahwa penanganan TBC, sebagaimana halnya rabies, memerlukan keterlibatan lintas sektor dan dukungan aktif masyarakat agar tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga pada dimensi sosial, ekonomi, dan perilaku hidup sehat masyarakat.

Menko PMK menambahkan bahwa pengendalian TBC harus dijalankan dengan semangat kolaboratif dan berbasis data, sebagaimana upaya digitalisasi sistem kesehatan yang kini diperkuat melalui aplikasi SIZE. Integrasi informasi, katanya, akan membantu mempercepat deteksi dini, memastikan pengobatan tuntas, dan mencegah penularan baru.

"Saya mengingatkan agar lakukan kampanye massif Gerakan TOSS TBC: Temukan TBC, Obati sampai sembuh, dengan aksi nyata oleh semua jajaran pemerintahan, tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat dan cegah stigma dan diskriminasi di masyarakat," imbau Menko PMK Pratikno.

Kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK Sukadiono, Staf Ahli Bidang Perekonomian Pemprov NTT Linus Lusi, Kepala Dinas Peternakan NTT Yohanes Oktavianus, Kepala Dinas Kesehatan NTT Lien Andriany, perwakilan Palang Merah Internasional, FAO, serta peserta dari Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, dan tenaga kesehatan manusia maupun hewan se-NTT.

BACA JUGA:Ratusan Siswa Keracunan, Dua Dapur MBG di Bandung Barat Disetop BGN

Staf Ahli Bidang Perekonomian Pemprov NTT Linus Lusi, mewakili Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma, menyampaikan apresiasi atas hadirnya Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases (SIZE) yang diinisiasi Kemenko PMK. Ia menilai kehadiran SIZE menjadi bukti komitmen pemerintah pusat dalam memperkuat sinergi lintas sektor untuk pengendalian zoonosis dan penyakit infeksi baru di seluruh Indonesia. 

"Ini merupakan suatu kebanggaan karena NTT menjadi provinsi pertama di Indonesia yang melakukan aktifasi serentak aplikasi SIZE," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News