Ratusan Siswa Keracunan, Dua Dapur MBG di Bandung Barat Disetop BGN

Setelah 500 siswa keracunan massal, BGN hentikan dua dapur MBG di Bandung Barat karena diduga langgar standar keamanan pangan.-Foto: IG @badangizinasional.ri-
JAKARTA, PostingNews.id – Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya turun tangan setelah insiden keracunan massal mengguncang program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat. Dua dapur penyedia makanan di Kecamatan Cisarua resmi dihentikan sementara operasinya setelah ditemukan dugaan pelanggaran serius terhadap standar keamanan pangan.
Dugaan ini muncul usai lebih dari 500 siswa SMP Negeri 1 Cisarua jatuh sakit usai menyantap menu MBG pada awal pekan.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan lembaganya bergerak cepat menindaklanjuti Kejadian Luar Biasa (KLB) tersebut.
“Kami sangat menyesalkan insiden ini. Tim investigasi telah kami kirim untuk memastikan penyebabnya dan memastikan seluruh penerima manfaat mendapatkan penanganan yang layak,” kata Nanik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
BACA JUGA:Lewat Dies Natalis UGM, Jokowi Jawab Tuduhan Ijazah Palsu dengan Senyuman
Dua dapur yang disorot ialah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cisarua Jambudipa 1 dan SPPG Cisarua Pasirlangu, keduanya dikelola oleh Yayasan Tarbiyatul Qur’an Cisarua (TARBIQU).
“Aspek keamanan pangan tidak bisa ditawar. Ini bagian dari tanggung jawab negara untuk memastikan makanan bergizi yang aman bagi anak-anak Indonesia,” ujar Nanik.
Ketua Tim Investigasi BGN, Karimah Muhammad, mengungkap kronologi kasus bermula pada 14 Oktober 2025. Sebanyak 115 siswa SMPN 1 Cisarua mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah menyantap ayam black pepper, tahu goreng, tumis wortel brokoli, dan buah melon yang disiapkan oleh dapur SPPG Jambudipa 1.
Keesokan harinya, tujuh siswa lain juga jatuh sakit, empat di antaranya menerima makanan dari dapur Pasirlangu dengan menu ayam yakiniku, edamame, tempura jamur tiram, dan semangka.
BACA JUGA:PKS Datang ke Kemenhan, Minta Dilatih Bela Negara Langsung oleh Sjafrie
Hingga 15 Oktober malam, jumlah siswa terdampak mencapai 502 orang. Sebanyak 50 di antaranya sempat dirawat inap, sementara 452 lainnya menjalani rawat jalan. Per Jumat siang, sembilan siswa masih dirawat di RSUD Lembang dan RS Dustira Cimahi.
Tim investigasi menduga ada kontaminasi silang pada bahan makanan, terutama daging ayam yang digunakan di dua dapur berbeda. Distribusi makanan dari SPPG Jambudipa 1 juga dinilai terlambat dihentikan meski laporan KLB sudah masuk sejak pagi. “KLB yang terjadi berselang satu hari menandakan adanya kemungkinan kontaminasi bahan baku, terutama daging ayam. Higienitas dapur dan lingkungan yang kurang baik juga menjadi faktor,” kata Karimah.
Temuan lapangan BGN menggambarkan kondisi dapur yang jauh dari layak. Banyak lalat beterbangan, peralatan masak berkarat, hingga penggunaan air PDAM tanpa proses penyaringan tambahan. Dapur Pasirlangu bahkan terletak berdampingan dengan kebun warga, yang meningkatkan risiko kontaminasi.
Atas temuan itu, BGN langsung mengambil tindakan tegas. Dua SPPG tersebut diwajibkan menghentikan seluruh kegiatan dan melakukan perbaikan menyeluruh sebelum diizinkan beroperasi kembali. “Keduanya harus memperbaiki infrastruktur dapur, memperkuat sanitasi, dan mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi sebelum kembali beroperasi,” ujar Nanik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News