Pemerintah Fokus Hilirisasi Kelapa: Nilai Ekspor Bisa Tembus Rp 2.400 Triliun

Pemerintah Fokus Hilirisasi Kelapa: Nilai Ekspor Bisa Tembus Rp 2.400 Triliun

Mentan Amran Sulaiman [email protected]_sulaiman-Instagram

POSTINGNEWS.ID --- Pemerintah Indonesia kini tengah menyiapkan langkah besar dalam meningkatkan nilai ekonomi sektor perkebunan. 

Fokus utama ada pada hilirisasi hasil kelapa yang selama ini masih diekspor dalam bentuk mentah. 

Langkah strategis ini menjadi bagian dari program besar untuk memperkuat devisa negara dan membuka jutaan lapangan kerja baru.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa selama ini Indonesia mengekspor kelapa hingga mencapai 2,8 juta ton setiap tahunnya. 

BACA JUGA:Pemerintah Gaspol! ESDM dan P2MI Kolaborasi Siapkan Pekerja Migran yang Siap Go Global

Nilai ekspor tersebut diperkirakan mencapai Rp 24 triliun. 

Namun, pemerintah kini berencana menahan ekspor kelapa dalam bentuk mentah dan mulai mengolahnya menjadi produk bernilai ekspor lebih tinggi seperti santan.

“Kemudian rencana kita hilirisasi kelapa ini tidak dijual gelondongan ke luar negeri yang total volumenya 2,8 juta ton,” jelasnya di Jakarta Pusat, pada hari Kamis, 9 Oktober 2025.

Menurut perhitungan Amran, jika seluruh kelapa tersebut diolah menjadi santan atau coconut milk, nilai ekonominya bisa meningkat hingga seratus kali lipat. 

BACA JUGA:Penyelidikan Tragedi Ponpes Al Khoziny: Polisi Periksa 17 Saksi dan Libatkan Ahli

Dengan kata lain, potensi pendapatan yang bisa diraih Indonesia mencapai Rp 2.400 triliun.

“Kita hitung rata-rata saja, itu bisa menghasilkan Rp 2.400 triliun. Katakanlah separuh saja, dikali 50%, itu sudah bisa menghasilkan Rp 1.200 triliun devisa. Itu baru kelapa,” paparnya.

Selain fokus pada kelapa, pemerintah juga menyiapkan program hilirisasi untuk komoditas perkebunan lainnya seperti kakao, kopi, mete, dan pala. 

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News