Gandeng China Untuk Kerja Sama, Mendes Optimis Majukan Desa di Berbagai Bidang, Yandri: Arah Kebijakan ini Sejalan Asta Cita Ke-6 Presiden Prabowo

Yandri Susanto 1200-IST-
POSTINGNEWS.ID --- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT), Yandri Susanto, baru-baru ini menyampaikan pemaparan strategis di hadapan delegasi China Investment Association Overseas Investment Union (CIAOIU).
Dalam forum tersebut, Yandri menekankan pentingnya menjalin kerja sama dengan Tiongkok demi mempercepat pembangunan desa di Indonesia.
Ia menguraikan 12 rencana aksi yang berfokus pada transformasi digital, hilirisasi produk desa, pemberdayaan pemuda pelopor desa, penguatan pengawasan dana desa, hingga percepatan pembangunan wilayah tertinggal.
Menurut Yandri, arah kebijakan ini sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu membangun Indonesia dari desa dan dari bawah.
BACA JUGA:Tegas! Spanyol Ancam Ogah Tampil di Piala Dunia 2026 Kalo Ada Israel, Isu Politik Menguat
Langkah ini diyakini mampu mewujudkan pemerataan ekonomi dan mengurangi kemiskinan melalui kolaborasi yang lebih luas, baik dengan mitra domestik maupun luar negeri.
Dalam penjelasannya, Yandri menyoroti masih lemahnya sistem pengawasan penggunaan dana desa yang belum terintegrasi secara digital.
“Tentang digitalisasi desa. Kami sampaikan 75.266 desa pengawasannya masih tradisional, masih secara manual. Ini juga tantangan bagi kami sementara dana desa dari pemerintah pusat selama sepuluh tahun ini Rp 680 Triliun. Ini pengawasannya agak lumayan sulit karena digitalisasi desa belum maksimal. Ini juga bisa merupakan bagian yang bisa digarap teman-teman dari Tiongkok,” ungkap Yandri, pada hari Kamis, 18 September 2025.
Sejak 2015 hingga 2025, pemerintah telah mengucurkan dana desa sebesar Rp 680,68 triliun.
BACA JUGA:Cek Harga Emas Hari Ini 18 September 2025: Akhirnya Terjun, Tapi Tidak 'Bebas' Sih
Dari alokasi tersebut, berhasil tercipta 20.503 desa mandiri, 23.578 desa maju, dan menyusutnya jumlah desa tertinggal serta sangat tertinggal menjadi 9.375.
Yandri optimis angka tersebut akan terus menurun seiring meningkatnya jumlah desa mandiri dan maju jika kerja sama lintas negara semakin diperkuat.
Salah satu fokus kerja sama dengan Tiongkok adalah bidang hilirisasi.
Dengan teknologi modern yang dimiliki Negeri Tirai Bambu, produk desa Indonesia bisa ditingkatkan nilainya dari sekadar bahan mentah menjadi produk siap konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News