Jangan Menyerah! Penyintas Kanker Butuh Pendampingan Psikososial dalam Pengobatan

Jangan Menyerah! Penyintas Kanker Butuh Pendampingan Psikososial dalam Pengobatan

Di balik rangkaian pengobatan medis yang panjang—seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi—penyintas kanker sering kali menghadapi tantangan psikologis yang tidak kalah berat-freepik-

BACA JUGA:Awas! Gejala Kanker Ovarium Mirip Masuk Angin, Jangan Anggap Remeh

Astia Dika, CPS, seorang trainer komunikasi empatik, juga menekankan bahwa komunikasi bukan sekadar memberi informasi.

“Komunikasi empatik menghadirkan rasa dimengerti, diterima, dan didukung. Dampaknya nyata pada psikologis dan kualitas hidup pasien,” jelasnya.

Praktik sederhana yang bisa dilakukan keluarga dan pendamping antara lain:

Mendengarkan dengan penuh perhatian.

Menghargai perasaan pasien tanpa menghakimi.

Memberikan dukungan verbal positif.

Menghindari komentar yang meremehkan perjuangan pasien.

Dukungan dari Keluarga dan Lingkungan

BACA JUGA:10 Tanaman Obat Ampuh Lawan Kanker Menurut Guru Besar ITB, Apa Saja?

Psikiater sekaligus praktisi psiko-onkologi, dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ., Subsp.PK, mengingatkan bahwa terapi kanker biasanya panjang dan melelahkan.

“Tanpa dukungan orang-orang terdekat, pasien lebih rentan kelelahan fisik maupun mental. Dukungan keluarga membantu pasien pulih secara menyeluruh—fisik, mental, sosial, bahkan spiritual,” ujarnya.

Itu berarti, kehadiran keluarga atau teman untuk sekadar menemani kontrol, mendengarkan curhat, atau memberikan semangat kecil dapat menjadi “obat tambahan” yang tidak kalah berharga dari terapi medis.

YKI yang sudah lebih dari empat dekade mendampingi pasien kanker menegaskan perlunya pendekatan holistik.

Tidak cukup hanya mengandalkan pengobatan medis, tetapi juga perlu edukasi, konseling, hingga membangun ekosistem sosial yang peduli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News