Profil Try Sutrisno dan Pengaruhnya Terhadap Prabowo, Digadang Jadi Akar Kekuatan Politik-Militer Indonesia

Hubungan Try Sutrisno dan Prabowo bukan sekadar formalitas. Dari ajudan hingga patron moral TNI, Try tetap berpengaruh di politik era Prabowo.--Dok. istimewa
Meski begitu, sikap Try memperkuat citranya sebagai figur militer yang berani bicara soal etika kekuasaan, sesuatu yang—ironisnya—justru semakin langka menjelang keruntuhan Orba.
Prabowo yang pernah menjadi anak buah Try secara struktural dan simbolis, tampaknya paham betul arti patronase ini. Dalam struktur militer, rasa hormat bukan hanya basa-basi. Justru ia bagian dari politik kekuasaan yang sesungguhnya. Pertemuan Try dan Prabowo beberapa waktu lalu di acara halal bi halal yang ramai diberitakan karena duduk semeja dan saling memberi hormat, adalah sinyal bahwa Prabowo butuh menjaga kesinambungan legitimasi politik dari para senior.
Di balik gesture itu, ada pembacaan yang lebih dalam: Prabowo sedang membangun narasi kebersamaan, merangkul para purnawirawan TNI yang selama ini dikenal vokal, termasuk yang pernah mendorong isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Try yang berada di posisi strategis di kelompok ini, jelas menjadi figur yang tidak bisa diabaikan.
Pelajaran dari Try untuk Prabowo
Ada adagium yang cocok untuk menggambarkan relasi Prabowo dengan Try Sutrisno: sejarah tak pernah benar-benar berlalu, ia hanya berganti kostum. Try yang dulu dijadikan “ban serep” karena manuver politik yang terlalu berani, kini menjadi “stempel moral” yang dicari-cari untuk menjaga kesan solid di tubuh militer dan elite nasionalis.
Bagi Prabowo, ini adalah pelajaran yang mahal, bahwa politik militer Indonesia bukan hanya soal jabatan formal, tapi juga soal legitimasi informal yang ditentukan oleh senioritas, jaringan loyalis, dan kadang ntrik halus yang bermain di belakang layar. Prabowo boleh saja sudah jadi presiden, tapi tanpa restu moral dari patron seperti Try, stabilitas politik bisa dengan cepat digoyang dari dalam.
Pertemuan terbaru di Balai Kartini mungkin hanya acara halal bihalal di mata orang awam. Namun bagi yang paham kultur TNI, itu adalah sandi politik, bahwa Prabowo sadar betul siapa yang harus diajak bicara, siapa yang harus dihormati, dan bagaimana menjaga simpul-simpul kekuatan agar tetap utuh.
Try Sutrisno mungkin pernah dicap ban serep, tapi kini justru jadi kemudi moral yang tak kalah penting bagi perjalanan bangsa. Dan Prabowo, yang pernah berjalan di lorong kekuasaan bersama sang patron tua, tampaknya paham, untuk menakhodai Indonesia, restu dari sejarah adalah harga yang tak bisa ditawar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News