Ini Alasan Tersembunyi Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Kantor Kepresidenan

Ini Alasan Tersembunyi Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Kantor Kepresidenan

Hasan Nasbi Mundur dari Jabatan Kepala Kantor Kepresidenan, Apa Alasannya?-Instagram: @hasan_nasbi-

JAKARTA, POSTINGNEWS - Hasan Nasbi telah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Hasan telah mengirimkan surat pengunduran dirinya itu kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Sebenarnya, apa alasan Hasan Nasbi mundur dari jabatan yang baru diembannya itu?

Melalui video yang diunggah kanal YouTube Total Politik, Hasan Nasbi menceritakan hari terakhirnya menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO). Hasan menceritakan bahwa dirinya sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya pada Presiden.

"Pada hari ini, 21 April 2025 sepertinya saat itu sudah tiba. Surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat dua kawan baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet," kata Hasan Nasbi dalam video yang diunggah Total Politik, Selasa, (29/04/2025).

Pada video tersebut, Hasan menjelaskan bahwa ia telah memikirkan keputusannya dengan matang. Ia merasa ini waktu yang tepat untuk mundur dari jabatannya dan memberikan kesempatan kepada orang lain yang lebih baik untuk menggantikan posisinya sebagai PCO Presiden Prabowo.

"Kesimpulan saya sudah sangat matang. Bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” jelas Hasan.

Alasan Hasan Nasbi Mundur

Hasan Nasbi menjelaskan alasannya mundur dirinya dari jabatan pada Kabinet Merah Putih itu juga diungkapkan pada video liputan eksklusif yang diunggah pada kanal YouTube Total Politik.

Hasan mengaku bahwa ia mengundurkan diri karena terdapat sesuatu yang tidak dapat ia tangani lagi. 

"Sudah pernah saya sampaikan kepada khalayak dalam beberapa tayangan podcast, bahwa kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," jelas Hasan.

Melengkapi keterangannya, Hasan menjabarkan bahwa ini bukan keputusan mendadak. Ia telah memikirkan keputusan ini dengan matang dan penuh pertimbangan. Menurutnya, keputusan ini adalah yang terbaik untuknya dan pemerintahan Indonesia kedepannya.

"Ini bukan keputusan yang tiba-tiba dan bukan keputusan yang emosional. Ini rasanya adalah jalan terbaik yang dipikirkan dalam suasana yang amat tenang dan demi kebaikan komunikasi pemerintah di masa yang akan datang," ungkap Hasan.

Hasan Nasbi Sempat Bantah Isu Mundur 

Sebelum mempublikasikan keputusannya mundur dari jabatan PCO ini, Hasan Nasbi sempat membantah isu kemundurannya. Setelah insiden tanggapan Hasan yang dianggap blunder pada kasus Kepala Babi Tempo, isu mundurnya Hasan Nasbi semakin riuh terdengar. 

Namun, pada 16 April 2025, Hasan sempat membantah isu mundur dari jabatan PCO itu karena masih menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

“Saya masih ngantor seperti biasa,” ujar Hasan.

Tak hanya dari Hasan, bantahan isu mundurnya Hasan Nasbi dari PCO juga disampaikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab), Letkol Teddy Indra Wijaya. Teddy berkata bahwa itu hanya sekedar isu karena dirinya baru saja bertemu dengan Hasan Nasbi dalam sebuah rapat.

"Wah, isu dari mana? Ini masih ngantor seperti biasa. Baru saja selesai rapat bareng," jelas Teddy pada hari yang sama.

Namun hal yang kontras justru terjadi keesokan harinya. Pada 17 April 2025, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Mensesneg Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara (Jubir) Presiden. Hal ini memicu pertanyaan pada masyarakat, apakah Prasetyo Hadi akan menggantikan Hasan Nasbi?

Saat dimintai keterangan, Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa ia hanya ditunjuk sebagai juru bicara oleh Presiden tanpa ada pelantikan. Lebih dalam, Prasetyo juga menjabarkan bahwa semua pejabat tinggi di lingkaran Kabinet Merah Putih memang diharapkan sebagai juru bicara presiden.

"Nggak. Nggak perlu dilantik. Kita semua diharapkan menjadi juru bicara, terutama kalau saya posisi sebagai Mensesneg, diminta juga untuk ikut aktif," kata Prasetyo saat itu. 

Masalah Sebelum Hasan Nasbi Mundur

Hasan Nasbi yang aktif dalam bersosial media, sempat menggemparkan publik lantaran tanggapannya yang dinilai tidak etis dalam kasus yang dialami jurnalis Tempo.

Jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica, mengalami sederet teror pada pertengahan bulan Maret 2025. Awalnya, jurnalis ini mendapat kiriman enam tikus mati dengan kepala terpotong. Beberapa hari kemudian, ia mendapat kiriman paket kepala babi tanpa telinga. Hingga puncaknya, jurnalis desk politik dan salah satu host Bocor Alus ini mendapatkan kejahatan digital berupa doksing.

Menanggapi teror yang dialami jurnalis tersebut, Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi justru memberikan pernyataan yang menuai kontroversi. Alih-alih mengecam tindakan teror dan melindungi kebebasan pers di Indonesia, Hasan justru malah menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak. 

“Sudah, dimasak saja,” ujar Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, (21/03/2025).

Pembenaran Hasan akan respon tersebut karena menurutnya, Cica sendiri menanggapi hal ini sebagai lelucon. Menurut Hasan, jika korban sendiri tidak merasa terancam, maka insiden ini sebaiknya tidak perlu dibesar-besarkan. 

“Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” kata Hasan.

Lebih lanjut, Hasan menjelaskan bahwa Pemerintah tidak pernah mengganggu kebebasan pers. Maka, hal ini seharusnya tidak perlu menjadi masalah yang besar. Menurut Hasan, saat ini kebebasan pers tidak dihalang-halangi dalam peliputan hingga pembuatan berita. 

"Ada yang takut nggak sekarang bikin berita? Ada yang dihalang-halangi nggak untuk liputan di Istana? Kan nggak. Itu artinya, nggak ada kebebasan pers yang dikekang. Kayak misalnya Tempo masih boleh menulis berita nggak? Boleh kan? Masih boleh siaran Bocor Alus nggak? Tetap boleh kan? Itu artinya pemerintah enggak ikut campur sama sekali, nggak ganggu sama sekali," jelas Hasan.

Lalu bagaimana karier Hasan Nasbi selanjutnya? Kita tunggu!

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya