Letjen Kunto Arief Wibowo: Dinamika Karier Beraroma Politik

Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo dari Pangkogabwilhan I ke Staf Khusus KSAD menuai sorotan, dikaitkan aroma politik usai isu pemakzulan Gibran.--Ilustrasi gambar dibuat oleh AI dan dikurasi Postingnews.id
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID — Nama Letjen Kunto Arief Wibowo mendadak ramai dibicarakan publik. Bukan tanpa sebab. Perwira tinggi yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) itu, kini resmi dimutasi menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Mutasi ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025.
Kalau sekilas dilihat, mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo ini adalah bagian dari rotasi rutin dalam tubuh TNI. Total ada 237 perwira tinggi yang dimutasi, mencakup 109 dari Angkatan Darat, 64 dari Angkatan Laut, dan 64 dari Angkatan Udara. Menurut Kapuspen TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, langkah ini merupakan bagian dari regenerasi kepemimpinan, penyegaran organisasi dan penyesuaian kebutuhan strategis.
Namun, publik mulai menyoroti mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo karena latar belakangnya yang bukan sembarangan. Ia adalah putra dari Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-6 RI. Selain itu, Letjen Kunto Arief Wibowo dikenal sebagai perwira tinggi Angkatan Darat pertama yang pernah memimpin Pangkogabwilhan I, jabatan yang selama ini biasanya diisi oleh perwira dari Angkatan Laut.
Sebelum itu, ia juga pernah menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dan Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, menunjukkan rekam jejak yang panjang di medan operasi dan jabatan strategis.
Aroma Politik di Mutasi Sang Jenderal
Yang membuat panas isu ini, muncul kabar bahwa mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo terjadi tak lama setelah munculnya pernyataan sikap Forum Purnawirawan TNI yang ditandatangani oleh sang ayah, Try Sutrisno. Forum ini menyerukan delapan tuntutan politik, termasuk isu pemakzulan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka. Tak ayal, sejumlah pengamat mulai mempertanyakan: apakah mutasi ini murni soal karier, atau ada aroma politis yang ikut bermain?
Pengamat politik sekaligus CEO Point Indonesia, Karel Susetyo, mengatakan bahwa mutasi Kunto beraroma politis sangat kuat.
"Karena ia dimutasi setelah ramai beredar soal penandatanganan pernyataan pendapat dari Forum Purnawirawan TNI, yang juga melibatkan ayah dari Kunto yakni Jenderal (Purn) Try Sutrisno," kata Karel dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 Mei 2025.
Menurut Karel, mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo seharusnya tetap berada dalam kerangka meritokrasi yang sudah lama diterapkan di tubuh TNI. Apalagi, Letjen Kunto Arief Wibowo telah melalui jenjang pendidikan, jabatan, dan pengalaman yang mumpuni sebagai seorang perwira. Ia menyebut, “Sayang kalau sampai isu politik di luar kewenangan Kunto sebagai perwira TNI sampai mengganggu jalannya pembinaan karir yang bersangkutan.”
Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, telah menjelaskan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari proses rutin pembinaan karier militer. Dari total 237 perwira yang dimutasi, selain Letjen Kunto Arief Wibowo, ada juga pergantian di posisi penting lain seperti Pangkoarmada III, Pangkoopsud I, dan sejumlah jabatan di Mabes TNI.
Profil Letjen Kunto Arief Wibowo
Letjen Kunto Arief Wibowo lahir di Malang pada 15 Maret 1971. Ia adalah lulusan Akademi Militer tahun 1992 dari kecabangan Infanteri. Kariernya panjang, mencakup jabatan seperti Komandan Korem 044/Garuda Dempo, Kepala Staf Kodam III/Siliwangi, hingga Pangdam III/Siliwangi.
Tak hanya itu, ia juga pernah mengikuti pendidikan di Lemhannas dan menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Yudha Dharma Pratama serta lencana Freefall Parachutist dari Angkatan Darat Malaysia dan Air Assault Badge dari Angkatan Darat Amerika Serikat.
Kini setelah mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo resmi berjalan, posisi Pangkogabwilhan I diisi oleh Laksda Hersan, yang sebelumnya menjabat Pangkoarmada III di Sorong, Papua Barat Daya. Menariknya, Hersan sendiri juga punya rekam jejak unik karena pernah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo.
Akhirnya, publik hanya bisa menunggu: apakah mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo akan membuka babak baru dalam kariernya, atau justru mencatatkan sejarah sebagai salah satu mutasi paling disorot karena diwarnai aroma politik?
Yang jelas, dalam pusaran isu dan sorotan tajam, satu hal tetap pasti: jejak panjang Letjen Kunto Arief Wibowo dalam dunia militer Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News