Khawatir Terjadi Gelombang ke-3 Covid-19 Terjadi Saat Liburan Natal dan Tahun Baru 2022, Presiden Jokowi Minta Menkes Lakukan Hal ini?

Khawatir Terjadi Gelombang ke-3 Covid-19 Terjadi Saat Liburan Natal dan Tahun Baru 2022, Presiden Jokowi Minta Menkes Lakukan Hal ini?

--


Presiden Jokowi menyatakan kekhawatirannya terkait potensi Indonesia hadapi gelombang ke-3 covid-19 saat liburan Natal dan Tahun Baru 2022||Ilustrasi by Pixabay

"Tanggapi potensi gelombang ke-3 covid-19 di Indonesia, Presiden Jokowi pun sempat menyatakan kekhawatirannya dan meminta Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan beberapa langkah taktis."

POSTING NEWS: Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir kasus COVID-19 di Indonesia naik lagi. Meski tren kasus mulai melandai, namUn masih ada risiko munculnya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia pada periode Natal dan Tahun Baru.

Kekhawatiran Jokowi ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas bersama para menteri yang menyatakan bahwa ia sangat senang dan bahagia jika kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun drastis dan tidak separah dulu yang sampai 50 ribu kasus per hari. Bahkan kasus harian Indonesia hanya sampai 200-500 kasus terbaru setiap hari.

Angka tersebut sangat baik jika dibanding beberapa bulan terakhir. Namun, kita tidak boleh terlena dulu dengan keberhasilan Indonesia dalam menghadapi Covid-19 ini.

Hal ini disebabkan oleh liburan Natal dan tahun yang sebentar lagi akan berganti. Karena gelombang kedua dan gelombang pertama adalah pengaruh dari orang yang bepergian keluar kota yang meningkatkan risiko tersebarnya virus Covid-19 ini.

BACA JUGA:Gawat! Video Habib Rizieq Ditahan di Penjara Bawah Tanah Viral, Mabes Polri Beri Bantahan Keras!

Apalagi keterangan Menteri Kesehatan itu juga menyebutkan jika ada sekitar 126 kabupaten yang kasus covid-19-nya makin naik sejak 3 minggu yang lalu. Hal ini tentu saja menjadi hal yang patut diwaspadai oleh Presiden Jokowi dan jajaran menteri yang sedang bertugas.

+++++

Meskipun jumlah masyarakat Indonesia yang telah divaksin sudah sangat melampaui target vaksinasi dari WHO (World Health Organization).

Apalagi sekitar 216 juta vaksin telah tersebar di Indonesia dan telah disuntikan kepada masyarakat Indonesia tetap saja tidak boleh membuat Indonesia terlena akan hal itu.

Bahkan jumlah masyarakat yang telah divaksin sebanyak 62 persen dari keseluruhan warga dewasa yang ada di Indonesia, Jokowi tetap khawatir dengan sisanya yang belum divaksin.

BACA JUGA:Tiga Minggu Dilanda Banjir, Sejumlah Wilayah di Sanggau Masih Terendam Banjir, Ratusan Warga Mengungsi?

Indonesia harus segera antisipasi dengan corona varian baru dan varian lama yang selalu menghantui kita di manapun kita berada. Perkiraan ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan WHO yakni 40 persen mendapatkan dosis lengkap.

Walaupun stok vaksin masih banyak untuk warga Indonesia yang belum divaksin, Joko Widodo tetap mewanti-wanti menteri kesehatan untuk menjaga dan memperhatikan tanggal kedaluarsa dari vaksin tersebut. Karena vaksin Covid-19 ada masa expirednya.

Sehingga jika vaksin sudah kedaluarsa tidak baik lagi untuk digunakan bagi masyarakat dan sangat berbahaya. Untuk itu, Jokowi menghimbau untuk membuang vaksin yang sudah kedaluarsa dan mendekati masa kedaluarsanya.

Semoga saja corona bisa hilang dan kehidupan kita bisa kembali normal seperti sediakala. Sehingga kita tidak perlu khawatir dengan masalah sakit dan lain sebagainya yang mengancam jiwa kita dan orang yang kita cintai.



Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: berbagai sumber