Siaga! Hujan Lebat Mengancam Jabodetabek Sampai Penghujung Mei 2024

Siaga! Hujan Lebat Mengancam Jabodetabek Sampai Penghujung Mei 2024

Hujan lebat-freepik-Freepik

Guswanto juga menambahkan bahwa adveksi dingin dari selatan Jawa turut berperan dalam menciptakan kondisi yang mendukung hujan.

Dalam penutup, dia menekankan bahwa faktor-faktor ini secara bersama-sama menciptakan kelembapan yang tinggi, yang berdampak signifikan pada wilayah pulau Jawa.

Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2024 yang menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim kemarau dari Mei hingga Agustus 2024, Guswanto menekankan bahwa tingkat kewaspadaan tetap diperlukan dari masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh potensi pertumbuhan awan hujan yang masih relevan dan peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah di Indonesia.

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan yang Membuat Kopi Sangat Beraroma dan Nikmat untuk Diminum

Sementara itu, BMKG mengidentifikasi bahwa masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah dalam seminggu ke depan.

Dinamika atmosfer seperti keberadaan Bibit Siklon Tropis 99B di Teluk Benggala di sebelah timur India dan Bibit Siklon Tropis 93W di Perairan Masbate di sekitar Filipina bagian Tengah menjadi faktor yang dapat memicu peningkatan curah hujan.

Oleh karena itu, meskipun dalam konteks musim kemarau tetap penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi.

Dalam konteks pernyataan dari Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, penekanan diberikan pada potensi hujan dengan intensitas Sedang-Deras yang bisa disertai kilat atau petir serta angin kencang.

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Scorpio Hari Ini: 27 Mei 2024, Ayo Lebih Teliti Catat Keuanganmu

Rentang waktu yang dimaksud adalah dari tanggal 25 hingga 31 Mei 2024, di mana wilayah-wilayah seperti sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua berpotensi mengalami kondisi cuaca tersebut.

Oleh karena itu, peringatan diberikan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah-daerah dengan topografi curam, pegunungan, atau tebing, untuk tetap waspada.

Disarankan juga untuk menghindari atau menjauhi lereng-lereng bukit yang rawan longsor, sebagai langkah pencegahan terhadap potensi bahaya akibat cuaca ekstrem tersebut.

"Dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," ujar Andri.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: