Hampir 2 Tahun Terinfeksi COVID-19, Pria Ini Akhirnya Meninggal Dunia

Hampir 2 Tahun Terinfeksi COVID-19, Pria Ini Akhirnya Meninggal Dunia

Ilustrasi pria sakit di rumah sakit-freepik-Freepik

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Seorang pria di Belanda telah mencatat rekor sebagai pasien COVID-19 dengan masa infeksi terpanjang yang pernah tercatat, yakni selama hampir 2 tahun atau tepatnya 613 hari. 

Namun tragisnya, riwayat infeksi yang panjang itu berakhir dengan kematiannya, karena tubuhnya tak mampu melawan kekuatan virus tersebut.

Dilansir oleh majalah TIME, pria berusia 72 tahun itu pertama kali terjangkit varian Omicron COVID-19 pada Februari 2022. 

BACA JUGA:Penelitian Terbaru: Ini Olahraga yang Terbukti Ampuh Meredakan Tingkat Stres di Otak Manusia

Kondisi kesehatannya yang lemah, karena menderita gangguan darah, membuat sistem kekebalannya menjadi rentan.

Dia terus mendapatkan hasil tes positif COVID-19 selama periode yang panjang, hingga akhirnya meninggal pada Oktober 2023 setelah berjuang melawan infeksi selama 613 hari. 


Kasus Covid-19 di Jakarta melonjak tajam-Ilustrasi virus covid-Pixabay

Para peneliti juga menemukan bahwa pria tersebut terinfeksi oleh sejumlah mutasi COVID-19, termasuk yang memiliki kemampuan untuk menghindari respons kekebalan tubuh.

Peristiwa ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh orang dengan kondisi kesehatan yang rentan terhadap COVID-19, serta kompleksitas dalam menangani varian virus yang terus berkembang. 

BACA JUGA:Menkominfo Budi Arie Setiadi: Banyak Remaja Muda Usia 17-20 Tahun Main Judi Online!

Hanya dalam kurun waktu 21 hari setelah menerima terapi antivirus khusus pria tersebut, virus menunjukkan tanda-tanda kebal terhadap pengobatan tersebut.

Selain itu, kelainan darah yang diderita oleh pria tersebut turut menjadi faktor yang mempersulit proses penyembuhannya. 

Kondisi kesehatan yang tidak biasa ini menimbulkan tantangan tambahan bagi tubuhnya dalam melawan infeksi COVID-19. 

Dengan sistem kekebalan yang mungkin sudah terkompromi oleh kelainan darah, tubuhnya menjadi lebih rentan terhadap serangan virus dan mungkin mengalami kesulitan dalam merespons terapi yang diberikan. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: