Pertentangan Pendapat NU dan Muhammadiyah Soal Sidang Isbat, Haruskah Ada?

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, keputusan untuk menetapkan awal bulan hijriah seharusnya didasarkan pada perhitungan ilmiah dan astronomi yang akurat, bukan lagi bergantung pada sidang isbat yang dianggap subjektif.

BACA JUGA:5 Film Horor Ini Dilarang Tayang di Berbagai Negara Gara-gara Seramnya Bikin Kelewat Merinding!

Meskipun demikian, PBNU tetap kukuh pada pendiriannya bahwa sidang isbat masih sangat diperlukan dalam menentukan awal bulan hijriah. 

Gus Yahya menegaskan bahwa tradisi sidang isbat telah terbukti efektif selama bertahun-tahun dan telah menjadi acuan resmi bagi umat Islam di Indonesia. 

Ia menambahkan bahwa walaupun Muhammadiyah memiliki pendapat yang berbeda, PBNU akan tetap bekerja sama dengan Kemenag dalam melaksanakan sidang isbat setiap tahunnya.

Dalam konteks pertentangan antara NU dan Muhammadiyah mengenai sidang isbat, perlu adanya dialog dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. 

BACA JUGA:Sinopsis Parasyte: The Grey, Adaptasi Manga Jepang yang Akan Segera Tayang!

Gus Yahya menegaskan pentingnya dialog antarorganisasi Islam untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi umat Islam secara keseluruhan. 

Ia menyatakan bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan, hubungan antara NU dan Muhammadiyah tetap harus tetap terjalin dengan baik demi menjaga persatuan umat Islam di Indonesia.

Demikianlah gambaran mengenai pertentangan pendapat antara PBNU dan Muhammadiyah mengenai perlunya sidang isbat. 

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, kedua organisasi besar Islam di Indonesia tetap memiliki komitmen untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam serta menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam.

BACA JUGA:7 Film Anime Jepang TERLARANG di Dunia, Tak Lolos Uji Sensor!

Semoga melalui dialog dan komunikasi yang baik, perbedaan pendapat ini dapat diselesaikan dengan baik demi kebaikan umat Muslim Indonesia secara umum.

Sumber: