Contoh Sedekah yang Paling Banyak Mendatangkan Pahala Rasulullah Sering Lakukan Ini

Contoh Sedekah yang Paling Banyak Mendatangkan Pahala Rasulullah Sering Lakukan Ini

ilustasi sedekah-ilustrasi-Pixabay

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Hukum sedekah dalam Islam ialah sunah atau dianjurkan, apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala dan kebaikan. 

Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa. Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi wajib jika seorang Muslim telah mampu dan berkecukupan berjumpa dengan orang lain yang kekurangan.

Sedekah adalah amalan yang erat kaitannya dengan harta. Pemberiannya dilakukan secara ikhlas tanpa jumlah yang ditentukan. 

BACA JUGA:RESMI! GIIAS Bandung 2023 Telah Dibuka, Hadirkan Model dan Teknologi Terbaru Untuk Masyarakat Jawa Barat

Salah seorang umat Rasulullah SAW pernah bertanya langsung padanya mengenai bentuk sedekah yang paling besar pahalanya. Keterangan tersebut bersumber dari riwayat Abu Hurairah RA dalam kitab Zakat.

Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, "Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?"

Rasulullah bersabda, "Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, 'Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan,' padahal yang demikian itu memang untuk fulan." (HR Muttafaq'alaih)

Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 menafsirkan hadits di atas bahwa kondisi sedekah dalam keadaan sehat adalah bentuk sedekah yang paling besar pahalanya. Sebab, menurutnya, sifat kikir dalam seseorang paling terlihat saat dalam keadaan sehat.

BACA JUGA:Yuhu! UMP DKI Jakarta 2024 Naik 3,38 Persen Kini Resmi menjadi Rp 5.067.381

"Bila ia bersikap dermawan dan bersedekah, dalam keadaan sehat, maka itu membuktikan keikhlasan hatinya dan cintanya yang besar pada Allah SWT," jelas Imam an-Nawawi.

Keadaan tersebut berbeda dengan kondisi orang yang sudah sakit atau berada di penghujung ajalnya. Menurut Imam an-Nawawi, kondisi tersebut membuat seseorang melihat harta bukan lagi miliknya karena sudah putus asa dengan hidup.

Senada dengan itu Asy Syarqawi mengatakan, hadits tersebut menunjukkan anjuran muslim untuk bersedekah pada saat sehat, kaya, dan kikir untuk meraih pahala besar.

Sebab menurut keterangannya yang diterjemahkan Syaikh Muhammad Musthafa Imarah dalam Jawahir Al-Bukhari, keadaan demikian menunjukkan kebenaran tujuan dari bersedekah dan kuatnya keinginan utnuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan sebaliknya, bersedekah dalam keadaan sakit atau menjelang kematian.

BACA JUGA:Palestina dan Israel Gencatan Senjata Sementara!

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: