Inflasi Indonesia yang Terkendali Jadi Tantangan Negara ASEAN Lainnya!

Inflasi Indonesia yang Terkendali Jadi Tantangan Negara ASEAN Lainnya!

Ekonomi Digital ASEAN Berpotensi Capai Rp5.032 Triliun Pada 2025--Pixabay

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID -  Inflasi di Indonesia telah mengalami penurunan sejak akhir tahun lalu, namun jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya, Inflasi di Indonesia tidak termasuk dalam kategori yang rendah.

Pada Agustus 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02% (bulan ke bulan).

Namun, secara tahunan (year on year), inflasi pada Agustus masih mencapai 3,27%. Meskipun inflasi Indonesia telah turun dari level yang lebih tinggi, seperti 5,95% yang tercatat pada September 2022.

Namun, masih relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya.

BACA JUGA:Cek Promo Burger King Spesial September Ceria, Makan Asyik Mulai Rp9.999 Doang Tiap Menu!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengacungi jempol atas penurunan laju inflasi di Indonesia dan mengatakan bahwa inflasi di Indonesia terkendali dengan baik.

Ia bahkan membandingkannya dengan negara-negara lain, seperti Argentina yang mengalami inflasi hingga 113%, Turki dengan inflasi 47%, dan India dengan inflasi 7,4%.

Namun, di kawasan ASEAN, ada beberapa negara yang memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah daripada Indonesia.

BACA JUGA:Resmi! Harga Rumah Subsidi Naik Pada Tahun 2024, Termahal di Daerah Ini 

Sebagai contoh, Thailand memiliki inflasi terendah di ASEAN dengan hanya 0,38% (tahun ke tahun) pada Juli.

Sedangkan Brunei mencatatkan inflasi sebesar 0,8% (tahun ke tahun) pada Juli, dan Malaysia mencapai 2%.

Di sisi lain, beberapa negara ASEAN juga menghadapi lonjakan inflasi yang signifikan.

BACA JUGA:Waktunya Mengubah Nasib! Daftar Weton Paling Tinggi Rezeki: Kunci Tersembunyi Meraih Kehidupan Penuh Kemewahan 

Myanmar masih mencatat inflasi sebesar 19,55%, sementara Laos menghadapi inflasi yang sangat tinggi, mencapai 27,8%. Inflasi Laos bahkan melonjak hingga 41,26% pada Februari 2023 karena krisis utang dan penurunan tajam mata uang kip.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: