Makna Filosofis Menara Kujang Sapasang di Kawasan Waduk Jatigede
Menara Kujang Sapasang yang berdiri di kawasan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang memiliki makna filosofis yang mendalam. -detik.co-
SUMEDANG, POSTINGNEWS.ID - Menara Kujang Sapasang yang berdiri di kawasan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang memiliki makna filosofis yang mendalam.
Menara ini didesain dalam bentuk kujang dengan sembilan lubang, dan budayawan Sunda Budi Setiawan GP alias Budi Dalton menjelaskan bahwa bentuk ini mengandung representasi dan simbolisasi ajaran leluhur di tatar Sunda.
Kujang merupakan simbol dari ajaran dan pemikiran leluhur di Sunda.
BACA JUGA:Kampung 'Siluman' di Sumedang: Ceweknya Cantik-cantik dan Jago Bahasa Arab!
Menurut Budi Dalton, ada beragam jenis kujang yang sesuai dengan kegunaannya, seperti kujang sajen, kujang pakakas, kujang pakarang, kujang pangarak, kujang wayang, dan lainnya.
Menara Kujang Sapasang mengacu pada jenis kujang bernama kujang ciung, yang memiliki sembilan lubang.
Secara filosofis, lubang-lubang ini menggambarkan proses kelahiran manusia hingga mencapai kebijaksanaan dalam berpikir.
Budi Dalton, sebagai budayawan dan kolektor kujang, menyambut positif pembangunan Menara Kujang Sapasang sebagai simbol budaya Kasundaan.
Ia berharap masyarakat Jawa Barat dan luasnya dapat lebih memahami makna dan keberadaan kujang melalui museum kujang yang akan ada di dalam menara tersebut.
Menara Kujang Sapasang, dengan tinggi sekitar 99 meter, terletak di kawasan Waduk Jatigede dan berdekatan dengan Masjid Al-Kamil.
Keduanya dihubungkan oleh sebuah jembatan. Menara ini memiliki dua pasang kujang dengan ukuran yang berbeda, menggambarkan filosofi peradaban manusia sebagai sebuah keluarga.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjelaskan bahwa Menara Kujang Sapasang memiliki tiga filosofi: agama, budaya, dan teknologi.
BACA JUGA:Mbappe Banyak Drama, Real Madrid Disarankan Ambil Erling Haaland
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: